Advertisement

Antraks Ditemukan di Gunungkidul, Bagaimana dengan Kota Jogja?

Newswire
Selasa, 11 Juni 2019 - 18:17 WIB
Bhekti Suryani
Antraks Ditemukan di Gunungkidul, Bagaimana dengan Kota Jogja? Ilustrasi. - Solopos/Ardiansyah Indra Kumala

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA- Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta menyebut, hasil pengujian laboratorium untuk beberapa sampel sapi, baik berupa daging, darah, dan sampel tanah serta residu di pertenakan, seluruhnya menunjukkan hasil negatif antraks.

“Sudah ada hasilnya. Semua sampel yang diuji dinyatakan negatif antraks,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Jogja Sugeng Darmanto di Yogyakarta, Selasa (11/6/2019).

Advertisement

Menurut Sugeng, usai isu dugaan sapi yang terkena antraks di Kabupaten Gunungkidul muncul, berbagai pihak langsung melakukan upaya pencegahan cepat. Pemerintah Kabupaten Gunungkidul melakukan lokalisasi sapi, sedangkan Kota Jogja melakukan pengujian laboratorium.

“Di Kota jogja pun, sebenarnya hampir tidak pernah ada sapi dari Gununglkidul yang masuk. Biasanya, sapi yang masuk ke Yogyakarta berasal dari Bantul dan Boyolali,” katanya.

Selain itu, lanjut Sugeng, sapi yang dimiliki beberapa peternak di Kecamatan Kotagede dan Tegalrejo biasanya tidak ditujukan sebagai sapi konsumsi untuk disembelih, tetapi sapi tersebut dipelihara untuk dibesarkan saja kemudian dijual menjelang Idul Adha.

Meskipun demikian, Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta juga melakukan upaya pencegahan dengan menyemprotkan disinfektan di penampungan sapi yang berada di Rumah Pemotongan Hewan Giwangan.

Setiap hari, RPH Giwangan bisa memproduksi sekitar dua ton daging sapi untuk didistribusikan ke pasar-pasar tradisional di Kota Yogyakarta. Produksi tersebut belum memenuhi kebutuhan daging sapi yang mencapai enam ton per hari, sehingga kekurangan empat ton daging dipenuhi dari Bantul dan Boyolali.

“Kami pun memberikan antibiotik ke petugas di Rumah Pemotongan Hewan Giwangan yang kerap bersentuhan langsung dengan sapi-sapi yang akan disembelih,” katanya.

Selain antraks, penyakit yang juga kerap menyerang sapi atau hewan ternak lain adalah penyakit kuku dan mulut. “Untuk penyakit ini, juga sangat jarang terjadi di Kota Yogyakarta. Penyakit tersebut biasanya terjadi karena kondisi kandang yang tidak bersih dan sehat,” katanya.

Karena di Kota Yogyakarta, lanjut Sugeng, jumlah sapi di pertenakan tidak terlalu banyak maka potensi penularan penyakit tersebut cukup rendah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

WhatsApp Bocor, Israel Dikabarkan Gunakan Data untuk Serang Rumah Warga Palestina

News
| Rabu, 24 April 2024, 15:07 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement