Advertisement
ACT Salurkan 15.000 Liter Air Bersih ke Lokasi Kekeringan

Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL- Bencana kekeringan yang melanda Gunungkidul tengah memasuki bulan ketiga. Berdasar data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul, memasuki Juni 2019 tercatat sebanyak 14 kecamatan mengalami kekeringan dan berpotensi krisis air bersih, atau sebanyak 105.234 jiwa yang terdampak.
Sulitnya memperoleh air bersih membuat sejumlah warga Gunungkidul terpaksa harus berusaha ekstra untuk mendapatkan air, salah satunya warga Kecamatan Ngawen. “di Kecamatan Ngawen hanya tersedia beberapa sumur yang hampir seluruhnya kering, tempat penampungan air juga mulai kering tak terisi hingga terlihat kerak yang mulai mengelupas,” ujar Sarah, relawan MRI saat memberikan bantuan air bersih di Kecamatan Ngawen, Gunungkidul, Jumat (5/7/2019).
Advertisement
Sebagai bentuk kepedulian atas bencana kekeringan yang melanda Gunungkidul, tim dari Lembaga Kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) bersama Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) mengirim sedikitnya 15.000 liter air bersih untuk didistribusikan kepada warga Desa Jurangjero, Ngawen, Gunungkidul.
Senyum bahagia bersambut gembira terpancar dari warga Desa Jurangjero yang sudah lama menanti air bersih di desa mereka. Dengan antusias warga Jurangjero berbondong-bondong membawa jerigen untuk dapat di isi air.
“Ya Allah, terimakasih banyak sudah mau memberikan bantuan air bersih, sumber air di desa sudah kering, sumur-sumur juga kering, biasanya hanya bisa ambil air di sumber air kecil yang tempatnya jauh dan kami harus jalan kaki karena jalannya jelek, terjal berbatu,” ucap Narno,65, sembari memanggul jerigen besar berisi 25 liter air bersih.
Biasanya warga Jurangjero ketika membeli air dari truk tangki swasta membutuhkan biaya yang tidak sedikit. “Rata-rata untuk sekali pengiriman air membutuhkan biaya hingga Rp350.000 per tangki sehingga tidak semua keluarga mampu membeli air, tidak lain karena faktor ekonomi,” terang Sarah.
Ia melanjutkan, selain faktor ekonomi, sumber mata air yang jauh menjadi faktor harga beli air tangki menjadi mahal, karena jarak dari sumber mata air menuju Desa Jurangjero kurang lebih 15 kilometer.
Selama musim kemarau ACT menargetkan program dropping air bersih di Gunungkidul sebanyak 500 tangki atau kurang lebih 2,5 juta liter air bersih.
tim lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) bersama Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) saat menyalurkan air bersih ke warga di lokasi kekeringan di Gunungkidul, Jumat (5/7/2019).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

DPR RI Desak Mendagri Tito Hentikan Efisiensi Dana Transfer ke Daerah
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Polsek Mergangsan Jogja Amankan ODGJ yang Lempar Botol ke Tukang Parkir
- Bupati Sleman Tugaskan OPD Dampingi Kalurahan Kelola Tanah Kas Desa
- Wabup Sleman Tegaskan UMKM Jadi Pilar Ekonomi Kerakyatan
- Warga Kotabaru Budi Daya Maggot untuk Tangani Sampah Organik
- Polda DIY Perpanjang Operasi Aman Nusa I Progo Selama Sepekan
Advertisement
Advertisement