Advertisement

Isu Megathurst, Masyarakat Diimbau Tak Panik

David Kurniawan
Senin, 22 Juli 2019 - 20:57 WIB
Yudhi Kusdiyanto
Isu Megathurst, Masyarakat Diimbau Tak Panik Dampak tsunami di Selat Sunda, Minggu (23/12/2018). - Ist/Okezone

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Wakil Bupati Gunungkidul, Immawan Wahyudi, mengimbau kepada masyarakat untuk tidak panik dengan berkembangnya isu megathrust di kawasan pesisir selatan DIY. Pasalnya, potensi ini berdasarkan kajian yang dilakukan sebagai upaya kesiapsiagaan bencana.

“Saya juga mendengar isu potensi gempa bumi magnitudo 8,8 dan tsunami setinggi 20 meter di pesisir selatan DIY,” kata Immawan kepada wartawan, Senin (22/7/2019).

Advertisement

Immawan mengimbau masyarakat tetap tenang karena kapan kejadian bencana tidak ada yang tahu persis. Meski demikian ia berharap masyarakat tetap waspada terhadap potensi musibah sehingga dampaknya bisa dikurangi. “Tetap tenang dan tak usah terpengaruh dengan isu yang berkembang karena yang terpenting tetap berhati-hati dan waspada,” katanya.

Hal senada diungkapkan oleh Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul, Edy Basuki. Menurut dia dari sisi kajian potensi gempa besar yang menyebabkan tsunami sangat mungkin terjadi. Pasalnya, kajian dilakukan secara ilmiah dan mengacu pada peristiwa bencana di masa lalu. “Kalau potensi bencana sangat besar karena wilayah Indonesia dikelilingi cincin api dan sangat mungkin terjadi gempa bumi dari ujung Sumatra sampai Kepulauan Maluku,” katanya.

Edy menuturkan dari kajian pakar kegempaan disebutkan frekuensi gempa di Indonesia sangat tinggi karena intesitas mencapai tiga sampai empat kali dalam sehari. “Jadi tidak mengherankan kalau ada potensi gempa besar yang menyebabkan tsunami karena kejadian ini sudah pernah terjadi di masa lalu,” katanya.

Dia menjelaskan pemaparan terhadap potensi megathrust tidak perlu dikhawatirkan karena sebagai upaya mitigasi bencana. Menurut Edy, potensi tersebut menjadi pengingat agar terus siap siaga terhadap masalah kebencanaan. “Saya kira masyarakat tidak perlu panik terkait dengan potensi tersebut,” katanya.

BPBD Gunungkidul terus berupaya melakukan mitigasi sehingga dampak dari bencana bisa ditekan. Selain terus menambah keberadaan desa siaga bencana, untuk tsunami Gunungkidul memiliki early warning system (EWS) yang tersebar di tujuh titik pantai. “Kami juga memiliki alat pencatat kegempaan yang tersambung dengan sistem milik BMKG,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Presiden Prabowo dan Pangeran MBS Serukan Global Lakukan Aksi Nyata untuk Perdamaian Dunia

News
| Kamis, 03 Juli 2025, 11:27 WIB

Advertisement

alt

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah

Wisata
| Senin, 30 Juni 2025, 06:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement