Advertisement
Ajukan Dua Nama, Cabup Sleman dari PDIP Berasal dari Luar Partai
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN- Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI Perjuangan Sleman menjaring tujuh nama bakal Calon Bupati (Cabup) maupun Calon Wakil Bupati (Cawabup) untuk berkompetisi pada Pilkada Sleman 2020 mendatang. Tujuh nama tersebut diusulkan ke DPP melalui DPD PDI Perjuangan DIY.
Ketua DPC PDI Perjuangan Sleman, Koeswanto mengatakan tujuh nama tersebut terdiri dari dua nama untuk Cabup dan lima nama untuk Cawabup. Adapun untuk nama untuk Cabup berasal dari eksternal partai, sedangkan nama untuk Cawabup, empat nama berasal dari internal partai dan satu nama berasal dari eksternal partai.
Advertisement
“Untuk siapa nama-namanya, kami tidak bisa mempublikasikan, karena dari awal buka pendaftaran dengan sistem tertutup, maksudnya nama tidak dipublikasikan. Dari Birokrat (Nama Cabup), gitu aja,”kata dia saat dihubungi, Rabu (25/9/2019).
Ia menjelaskan, DPC hanya memiliki wewenang untuk menjaring dan mengirimkan nama-nama tersebut ke DPP PDI Perjuangan melalui DPD PDI Perjuangan DIY.
“Nanti penentu nama yang akan dicalonkan dari DPP. Kami belum mendapatkan informasi kapan keputusannya,” ujar dia.
Disinggung mengenai koalisi, ia mengatakan, pihaknya menargetkan koalisi dengan tiga atau empat partai, dengan koalisi tersebut, ia pun belum bisa memastikan apakah nama Cabup dan Cawabup yang diusulkan ke DPP nantinya akan sepaket.
“Belum tau persis gimana maunya DPP, tapi kalau koalisi, PDIP Perjuangan jelas ambil yang satu(Bupati), yang wakil kan mesti harus bertujuan koalisi,” ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Pemkot Jogja Dampingi Pengusaha Muda, Inkonsistensi Menjadi Kendala
- Imunisasi Serentak IBI DIY untuk Memperluas Cakupan
- Pilkada 2024, PDIP DIY Tegaskan Terbuka Bekerja Sama dengan Partai Lain
- Golkar DIY Bakal Terima Nama Calon yang Dijaring di Pilkada 2024, Berikut Nama-nama Kandidatnya
- Harga Bawang Merah di Jogja Masih Stabil Tinggi, Ini Penyebabnya
Advertisement
Advertisement