Advertisement
VIRUS CORONA: Sudah 2 Orang Periksakan Diri ke RSUP Dr. Sardjito
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Sardjito kembali membantah kabar yang beredar adanya warga yang terinfeksi Virus Corona.
Sebelumnya pada Senin (27/1) lalu di Twitter ramai kabar adanya pasien terduga terinfeksi Virus Corona. Postingan itu menyebar luas di masyarakat.
Advertisement
Kepala Bagian Hukum dan Hubungan Masyarakat RSUP Dr. Sardjito, Banu Hermawan, menegaskan sampai hari ini pihaknya belum menerima maupun merawat pasien yang terjangkit Virus Corona yang telah menewaskan ratusan korban jiwa di Tiongkok.
"Sebenarnya yang terjadi pada Senin [27/1] lalu ada pasien datang ke sini ingin melakukan tes kesehatan karena dia beberapa hari sebelumnya bepergian ke Hainan, Tiongkok," katanya, Selasa (28/1/2020).
Setelah pasien diperiksa oleh tim medis RSUP Dr. Sardjito, dipastikan kondisi pasien tidak mengalami gejala-gejala yang mengarah pada Novel Coronavirus (2019-nCoV). Pasien tersebut selama di Hainan tidak bersinggungan dengan orang yang terkena virus tersebut. "Pasien diperiksa kemudian diperbolehkan pulang," kata dia.
Namun demikian RSUP Dr. Sardjito telah mempersiapkan diri seoptimal mungkin jika ada pasien yang terkena virus tersebut yang datang memeriksakan diri.
Diakuinya akhir-akhir ini RSUP Dr. Sardjito menjadi tempat untuk memeriksakan diri bagi warga Indonesia yang baru saja pulang dari Negeri Tirai Bambu. "Sampai hari ini sudah ada dua orang yang periksa," katanya.
Dokter Spesialis Pulmonologi (paru) RSUP Dr. Sardjito, Munawarman Ghani, mengungkapkan masa inkubasi ketika masuknya virus hingga timbul gejala yakni dua sampai 14 hari. Apabila seseorang yang sudah lebih dari dua pekan meninggalkan Wuhan, Tiongkok [pusat wabah Virus Corona), meski ada pneumonia atau paru-paru yang terinfeksi maka seseorang itu dipastikan tidak terjangkit virus mematikan tersebut.
Dia mengatakan ada empat status penanganan kasus dugaan terjangkit Virus Corona. Yakni kasus dalam pemantauan, kasus dalam pengawasan, probabilitas dan terakhir berstatus terkonfirmasi.
Untuk kasus pemantauan ada temuan flu leg syndrome, seperti flu biasa. Pada kasus dalam pengawasan juga ada flu leg syndrome tapi ada catatan perjalanan ke Wuhan dalam kurun waktu 14 hari.
"Kriteria kasus dalam pengawasan, selain flu leg syndrome juga punya riwayat paparan dari tiga kelompok. Yakni kontak erat dengan pasien positif Virus Corona, bekerja di tempat yang bersinggungan langsung dengan pasien Virus Corona dan flu leg syndrome yang ditambah dengan sesak napas," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Kota Isfahan Bukan Hanya Pusat Nuklir Iran tetapi juga Situs Warisan Budaya Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Pencegahan Kecelakaan Laut di Pantai Selatan, BPBD DIY: Dilarang Mandi di Laut
- Perekrutan Badan Ad Hoc Pilkada DIY Dibuka Pekan Depan, Netralitas Jadi Tantangan
- Tidak Berizin, Satpol PP Jogja Menyegel Empat Reklame Papan Nama Toko
- Duh, Desentralisasi Sampah DIY Mundur Lagi Menjadi Mei 2024
- Jadwal Terbaru! KRL Jogja-Solo Sabtu 20 April 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu dan Lempuyangan
Advertisement
Advertisement