Advertisement

Berhenti di Lampu Merah Sleman, Pasutri Tertimpa Pohon, Bayinya Meninggal

Newswire
Senin, 10 Februari 2020 - 14:07 WIB
Nina Atmasari
Berhenti di Lampu Merah Sleman, Pasutri Tertimpa Pohon, Bayinya Meninggal Penampakan motor Endi usai tertimpa pohon di Sleman. - Ist/dok. pribadi

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA-- Nasib malang dialami pasangan suami istri (pasutri) asal Sleman, Endi Yogananta dan Israni Silvia.

Keduanya tertimpa sebuah pohon di kawasan Jalan Pelemgurih, Wates, Sleman tumbang pekan lalu.

Advertisement

Peristiwa itu terjadi pada Rabu (5/2/2020) sekitar pukul 22.30 WIB. Kala itu Endi bersama istrinya yang tengah hamil tua menjadi korban.

"Itu cepet banget, saya sempet lihat akarnya naik terus bruk jatuh. Pas posisinya saya berhenti lampu merah, saya sama istri baru mau pulang dari rumah saudara," kata Endi saat dihubungi detikcom, Senin (10/2/2020).

Beruntung Endi hanya mengalami luka lebam di bagian kakinya, namun istrinya Israni terluka parah. Dia lalu membawa istrinya itu ke rumah sakit terdekat.

"Jadi istri waktu itu langsung saya bawa ke rumah sakit terdekat. Habis itu dicek kondisinya bayinya itu kalau dikeluarin alatnya kurang mumpuni, terus dirujuk ke kota," bebernya.

Atas pertimbangan dokter, bayi dalam kandungan istrinya itu lalu dilahirkan secara caesar. Nahasnya hanya berselang tiga jam putra pertamanya yang diberi nama Pradipta Kenzo Yoshvia meninggal dunia.

"Setelah dicek itu (istri) tulang pinggulnya patah, setelah caesar dari saluran kencing itu ada ngeluarin darah, terus dirontgen alhamdulilah sobek di kandung kemih, sekarang dipakein kateter," jelasnya.

"Waktu habis caesar itu langsung istri pendarahan, masuk ICU. Dedeknya langsung masuk inkubator, ternyata mengalami benturan di kepalanya, terus jam 01.30 WIB lahiran, bisa dikeluarin, lalu jam 6.00 WIB sudah nggak ada, putra pertama," ujar Endi.

Saat ini istrinya, Israni masih menjalani perawatan di RS PKU Yogyakarta. Israni masih terbaring lemah karena tulang pinggulnya yang patah.

"Kondisi tulang pinggul patah ada terapi dari dokter, karena nggak ada tempat masukin pen, jadi terapi bed rest di rumah sakit tiga minggu, sekarang di PKU Jogja," jelasnya.

Dia meminta dinas terkait untuk lebih memperhatikan kondisi pohon-pohon tua di tepi jalan. Endi berharap jangan ada lagi korban seperti yang dialami keluarganya.

"Dari saya sendiri sih untuk dinas atau lembaga terkait untuk lebih peka sama pohon-poho besar di area Yogyakarta, karena di Yogya kan banyak pohon besar. Waktu itu nggak ada hujan, nggak ada angin tiba-tiba jatuh sendiri," ucap Endi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : detik.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

AS Disebut-sebut Bakal Memberikan Paket Senjata ke Israel Senilai Rp16 Triliun

News
| Sabtu, 20 April 2024, 17:37 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement