Advertisement

Kasus Demam Berdarah di Gunungkidul Tertinggi Se-DIY

David Kurniawan
Senin, 17 Februari 2020 - 22:47 WIB
Yudhi Kusdiyanto
Kasus Demam Berdarah di Gunungkidul Tertinggi Se-DIY Ilustrasi nyamuk DBD - JIBI

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Ancaman demam berdarah dengue (DBD) di Gunungkidul terus meningkat dan menjadi kasus terbanyak di DIY. Pemkab meminta kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam pencegahan sehingga potensi serangan bisa dikurangi.

Kepala Bidang Pencegahan dan Penularan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul, Sumitro, mengatakan meski belum masuk sebagai wabah, potensi serangan nyamuk aedes aegypti harus terus diwaspadai. “Pada Januari ada 139 kasus dan itu jumlah terbanyak dibandingkan wilayah lain di DIY,” kata Sumitro saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (17/2/2020).

Advertisement

Menurut dia, dari kasus itu ada satu korban meninggal dunia. Meski jumlah serangan meningkat, Sumitro memastikan Pemkab belum mengategorikan penyebaran DBD sebagai wabah. Hingga saat ini Gunungkidul masih sebatas daerah endemik DBD. “Penetapan wabah apabila dalam beberapa waktu tertentu terjadi lonjakan yang drastis dengan area cakupan yang meluas,” katanya.

Untuk wilayah penyebaran, Kecamatan Wonosari, Karangmojo, Ponjong dan Playen menjadi wilayah paling rawan dengan jumlah kasus terbanyak dibandingkan dengan kecamatan lainnya.

Terkait dengan upaya pencegahan, Sumitro menuturkan upaya pengasapan atau fogging tidak efektif. Bahkan jika penyemprotan dilakukan sembarangan justru membuat resistensi sehingga nyamuk lebih kebal terhadap insektisida. “Dibandingkan dengan wilayah lain di DIY, nyamuk di Gunungkidul lebih kebal terhadap zat malpion yang biasa digunakan untuk membunuh nyamuk,” katanya.

Kepala Seksi Penyakit Menular Bidang P2P Dinkes Gunungkidul, Diah Prasetyo Rini, mengatakan secara total jumlah serangan DBD mencapai 164 kasus. Adapun rinciannya, 139 kasus merupakan data di Januari, sisanya 25 kasus terjadi hingga pertengahan Februari. “Kami akan terus mengggalakkan upaya pencegahan agar sebaran DBD tidak semakin meluas,” katanya.

Diah menjelaskan, masyarakat perlu mewaspadai waktu serangan nyamuk aedes aegypti yang menjadi sumber DBD. Sesuai dengan siklus, nyamuk ini biasa menyerang pada pagi pukul 08.00 WIB-10.00 WIB dan sore hari pukul 15.00 WIB-16.00 WIB.

Untuk pencegahan masyarakat harus terus menerapkan pola hidup bersih dan sehat. “Masyarakat harus berpartisipasi aktif untuk pencegahan. Cara paling mudah agar tidak digigit adalah dengan mengolesi tubuh dengan lotion antinyamuk,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Pemkot Jogja Bakal Tambah Kapasitas TPS 3R

Pemkot Jogja Bakal Tambah Kapasitas TPS 3R

Jogjapolitan | 26 minutes ago

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Diserang Israel, Iran Sebut Fasilitas Nuklir Aman dan Siap Membalas dengan Rudal

News
| Jum'at, 19 April 2024, 17:17 WIB

Advertisement

alt

Sambut Lebaran 2024, Taman Pintar Tambah Wahana Baru

Wisata
| Minggu, 07 April 2024, 22:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement