Siswa Diduga Korban Bullying di Sleman Dianiaya hingga Usus Dioperasi, Begini Penjelasan Versi Sekolah
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN-Dugaan kasus perundungan berupa praktik kekerasan menimpa seorang siswa SD di Sleman.
Setelah ramai utas soal aksi perundungan atau bullying dari akun Twitter @Mummy_Nduty, Rabu (19/2/2020), pihak sekolah memberikan tanggapan tentang kejadian yang dikabarkan membuat siswa SD di Sleman itu harus dilarikan ke RS Bethesda dan ususnya dioperasi setelah dipukuli teman-temannya.
Advertisement
Korban, yang disinyalir merupakan siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI) Qurrota A'yun, Dusun Blotan, Desa Wedomartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman ini, sudah tidak masuk sekolah selama tiga pekan.
Kepala MI Qurrota A'yun Sleman Muh Afifuddin membenarkan bahwa korban yang dirawat di RS Bethesda adalah siswa sekolah yang ia pimpin. Kendati demikian, ia membantah telah terjadi perundungan dan kekerasan yang dilakukan salah satu siswa kepada korban.
Selain itu, ia juga mengaku tidak mengetahui kapan pastinya kejadian itu menimpa korban. Hanya saja, ia menerangkan kronologi yang nyaris serupa dengan isi utas yang beredar, yaitu kejadian berlangsung kala kegiatan wudu bersama menjelang waktu salat duha.
"Tapi kami bantah, tidak ada penganiayaan, betul-betul tidak ada. Gambaran saya penganiayaan itu dipukuli, ini tidak ada. Hanya anak laki-laki berkumpul semua, sedang wudu, bercanda, tidak ada kesengajaan di situ," kata dia di sekolah, Jumat (21/2/2020).
Afif menambahkan, pihak sekolah hingga kini tidak mengetahui penyebab korban sampai menderita sakit perut.
"Kami juga tanya anak yang katanya diduga memukul korban. Anak itu tidak mengaku kalau sudah memukul dan justru menangis. "Saya tidak melakukan apa-apa"," ungkapnya.
Afif menambahkan, dirinya juga tak mengetahui, siapa guru yang berada di lokasi pada waktu kejadian yang menimpa korban.
"Tapi saya pastikan tidak ada kekerasan," kata dia.
Diberitakan sebelumnya, menurut utas dari akun Twitter @Mummy_Nduty, Rabu (19/2/2020), seorang siswa SD di Yogyakarta menjadi korban perundungan alias bullying. Bocah kelas 1 SD itu dikabarkan dipukuli siswa kelas 6 SD hingga ia mengalami luka pada usus dan berhari-hari tak bisa makan serta harus buang air lewat saluran khusus. Korban sempat bolak-balik ke RSKIA Sadewa Depok, Sleman, kemudian dirujuk ke RS Bethesda Jogja.
"Dokternya bilang, kemungkinan besar karena hantaman, tekanan yang membuat sobek, luka, iritasi usus. Karena lama tidak diperiksakan, jadi mengeluarkan nanah," bunyi keterangan yang tertulis pada tangkapan layar percakapan WhatsApp yang diunggah @Mummy_Nduty.
Saat dikonfirmasi, Kepala Humas dan Marketing RS Bethesda Adiatno Priambodo, Jumat (21/2/2020), membenarkan ada kesamaan cerita di Twitter dan Facebook itu dengan salah satu pasien yang masuk ke RS Bethesda.
Pasien anak berinisial SAGH (9) menjalani operasi di bagian perut pada Kamis (13/2/2020) dan ditangani dua dokter bedah anak.
"Namun kami belum mendapatkan hasil diagnosis dari dokter yang melakukan operasi karena saat ini belum bisa ditemui," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Suara.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
BPJS Ketenagakerjaan Tingkatkan Sinergi PLKK untuk Pelayanan Kecelakaan Kerja yang Lebih Cepat
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- PakNas Desak Penyusunan Kebijakan Pertembakauan Melibatkan Konsumen
- Kisah Ilustrator, Dari Banguntapan, Gundala dan Gojira Menyala di GBK
- Dinas Kebudayaan Gelar Malam Anugerah Kebudayaan dan Launching Aplikasi SIWA
- Pemkab Bantul Kembali Bagikan 250 Pompa Air Berbahan Bakar Gas ke Petani
- KPH Yudanegara Minta Paguyuban Dukuh Bantul Menjaga Netralitas di Pilkada 2024
Advertisement
Advertisement