Advertisement

TPST Piyungan Diblokade Lagi, Pemda DIY: Tidak Semua Truk Sampah Boleh Masuk

Ujang Hasanudin
Jum'at, 10 April 2020 - 14:07 WIB
Arief Junianto
TPST Piyungan Diblokade Lagi, Pemda DIY: Tidak Semua Truk Sampah Boleh Masuk Antrean truk pengangkut sampah di TPST Piyungan, Bantul, Rabu (8/4 - 2020).Harian Jogja/Hery Setiawan

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL—Pemda DIY bakal memperketat proses pembuangan sampah di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan mulai 1 Mei mendatang. Upaya tersebut sebagai buntut adanya penutupan kembali pintu masuk TPST Piyungan oleh warga sekitar karena TPST penuh dan sampah berserakan sampai menghalangi jalan warga.

Kepala Balai Pengelola Sampah Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) DIY, Fauzan Umar, mengatakan masih banyak truk sampah swasta yang tidak dilengkapi dengan dump atau truk jungkit masuk ke TPST,sehingga dalam pembongkarannya harus dibantu dengan ekskavator. Padahal alat berat tersebut fungsinya hanya untuk meratakan dan mendorong sampah yang sudah dibongkar.

Advertisement

Akan tetapi jika truk tidak dibantu dengan alat berat, kata Umar, maka truk tanpa dump akan membongkar sampah secara manual sehingga lebih lama dan menghalangi dump truck lain yang akan masuk. Akibatnya akan semakin menambah panjang antrea. Untuk itu dinasnya sudah menyiapkan langkah pengetatan sehingga tidak semua armada sampah masuk TPST Piyungan. “Mulai 1 Mei 2020 akan diberlakukan penertiban armada truk yang membuang sampah di TPST. Setiap truk wajib memiliki rekomendasi dari Dinas Lingkungan Hidup masing-masing wilayah kabupaten atau kota dan didaftarkan secara resmi melalui DLHK DIY,” kata Umar, saat dihubungi, Kamis (9/4/2020).

“Bagi armada yang masuk ke TPST tidak memiliki rekomendasi maka akan ditolak dengan tegas dan membawanya kembali buang ke TPS sementara atau Depo di wilayah kabupaten atau kota masing-masing,” sambung Umar.

Selain itu, dinasnya juga berupaya mengerahkan semua alat berat yang dimiliki untuk menata landfill dan mengurug permukaan lahan landfill dengan tanah serta pasir-batu (sirtu) untuk meningkatkan daya dukung lahan.

Dinasnya, imbuh dia, juga mengupayakan penambahan alat berat sewa.  Sebenarnya, kata Umar, jumlah keseluruhan alat berat yang tersedia ada empat unit buldoser dan dua unit ekskavator, tetapi yang beroperasi hanya dua buldoser dan satu unit ekskavator.

“Alat lainnya rusak dan menunggu mekanik dari Semarang dan Sparepart yang inden menunggu dari Jakarta. Karena kondisi wabah Covid-19 saat ini maka upaya perbaikan alat jadi terhambat,” ujar Umar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

LaNyalla Bicara Soal 66 Tahun Dekrit Presiden

News
| Minggu, 06 Juli 2025, 02:57 WIB

Advertisement

alt

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah

Wisata
| Senin, 30 Juni 2025, 06:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement