Advertisement
Atasi Kekeringan, BPBD Gunungkidul Siapkan Dana Rp900 Juta

Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gunungkidul mempersiapkan dana untuk penanganan dampak krisis air selama musim kemarau tahun 2020 yakni sebesar Rp900 juta.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Gunung Kidul Edy Basuki mengatakan bahwa menurut prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) musim kemarau datang akhir Mei atau awal Juni 2020.
Advertisement
"Berdasarkan pemetaan, hampir semua wilayah bisa terdampak kekeringan. Untuk itu, pada tahun ini kami mengalokasikan anggaran penanggulangan krisis air sebesar Rp900 juta," kata Edy, Senin (13/4/2020).
"Anggaran Rp900 juta tahun ini menggunakan APBD Kabupaten Gunungkidul ," ia menambahkan.
Ia mengatakan alokasi dana untuk penanganan dampak krisis air tahun ini meningkat dibanding tahun 2019, ketika alokasi dana untuk keperluan itu nilainya Rp538 juta. Pada musim kemarau 2019, dana yang dialokasikan tidak cukup karena musim kemarau lebih panjang dan dampaknya meluas sehingga pemerintah kabupaten menetapkan status darurat kekeringan.
BPBD, menurut dia, musim kemarau tahun ini akan menyalurkan bantuan air ke wilayah seperti Kecamatan Girisubo, Paliyan, Rongkop, Tepus, Tanjungsari, dan Panggang.
"Di luar kecamatan di atas telah memiliki armada sendiri dan sudah mengalokasikan anggaran sesuai kebutuhan," katanya.
Camat Tanjungsari Rahmadiyan mengatakan dari tahun ke tahun krisis air hampir selalu terjadi di desa-desa seperti Banjarejo, Kemiri, Kemadang, Ngestirejo, dan Hargosari.
"Desa Banjarejo tahun lalu dropping air dari BPBD Gunung Kidul, sementara penyaluran empat desa lainnya ditangani pemerintah kecamatan," kata Rahmadiyan.
Ia menjelaskan bahwa pada 2019 krisis air yang meliputi sebagian wilayah Tanjungsari cukup parah mengingat penyaluran bantuan air bersih sampai 125 tangki.
Guna mengantisipasi dampak kekeringan tahun ini, pemerintah kecamatan menambah alokasi dana pengadaan bantuan air supaya bisa menyediakan 180 tangki air bersih.
"Kalau sekarang belum ada permohonan bantuan dropping air dari desa, masih aman," katanya.
Pemerintah sudah menganjurkan para petani menyesuaikan pola tanam karena kemungkinan curah hujan rendah pada musim tanam kedua tahun 2020.
"Kami minta kepada petani untuk tidak lagi fokus penanaman komoditas padi pada musim tanam kedua. Lahan bisa dimanfaatkan untuk palawija, kacang hijau, atau kedelai," kata Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul Raharjo Yuwono.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Khalid Basalamah Diperiksa Saksi Korupsi Kuota Haji Era Menag Yaqut
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Budi Daya Garam di Pantai Sepanjang Gunungkidul Belum Optimal
- Dukung Parkir Bus Pariwisata, Pemkot Jogja Sempurnakan TKP Giwangan
- Angka Kemiskinan DIY Ditargetkan Turun hingga 9,97 Persen
- Seluruh Pasien Imbas Demo di RSUP Dr Sardjito Sudah Dipulangkan
- Polda DIY Gelar Operasi Aman Nusa I Progo-2025, Ini Fokusnya
Advertisement
Advertisement