Advertisement

Larangan Mudik Harus Libatkan Keluarga dan Perdes

David Kurniawan
Rabu, 22 April 2020 - 19:12 WIB
Yudhi Kusdiyanto
Larangan Mudik Harus Libatkan Keluarga dan Perdes Suasana di Terminal Dhaksinarga, Selang, Wonosari, Selasa (31/3/2020). - Harian Jogja/Muhammad Nadhir Attamimi

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Pemkab Gunungkidul menyambut baik larangan mudik dari Pemerintah Pusat. Meski demikian, hingga sekarang tercatat sudah ada 10.019 pemudik yang pulang ke Gunungkidul.

Ketua Gugus Tugas Covid-19 Gunungkidul, Immawan Wahyudi, mengatakan Pemkab terus berusaha menyosialisasikan larangan mudik. Bahkan dalam pelaksanaannya Pemkab melibatkan unsur dari masyarakat mulai dari keluarga, perangkat hingga kepala desa.

Advertisement

Menurut dia, sosialisasi dilakukan secara berjenjang. Sebagai contoh, imbauan larangan mudik disosialisasikan ke pemerintah desa dan selanjutnya disampaikan ke masyarakat. Pasalnya, untuk melarang mudik upaya efektif dengan melibatkan keluarga. “Orang tua bisa memberitahu kepada anak yang merantau untuk tidak pulang karena alasan kesehatan dan keselamatan,” kata Immawan, Rabu (22/4/2020).

Imbauan langsung dari orang tua dinilai lebih efektif sehingga banyak yang menuruti. Sebab, mudik tidak hanya sebagai sarana silaturahmi, tetapi yang lebih utama yakni keterkaitan batin orang tua dan anak. “Jadi kalau orang tua tidak mempermasalahkan sang anak tidak pulang, maka larangan akan lebih manjur,” katanya.

Peran dari perangkat maupun dari kepala desa juga penting karena sebagai pihak yang bisa memberikan pemahaman kepada masyarakat secara langsung. “Sosialisasi sudah berjalan. Bahkan saat berkunjung ke lapangan ada kepala desa yang menelepon langsung warga yang berada di perantauan mengimbau agar tidak pulang dulu,” kata Immawan.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Gunungkidul, Kelik Yuniantoro, mengatakan hingga Rabu siang tercatat sudah ada 10.019 perantau yang pulang ke kampung halaman. Paling banyak pemudik dari Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Tengah. “Jami mendata melalui Sistem Informasi Desa. Untuk mereka yang terlanjur mudik, maka harus karantina mandiri selama 14 hari,” kata Kelik.

Pertambahan jumlah pemudik akhir-akhir ini tidak sebanyak pada saat awal-awal pandemi. Pasalnya, pertambahan sempat mencapai 1.000 pemudik dalam sehari, tetapi untuk sekarang mulai landai dan tidak lebih dari 300 per hari. “Contohnya hari ini [Rabu] jumlahnya mencapai 10.019 orang, sedangkan sehari sebelumnya tercatat 9.831 orang. Jadi, kalau dilihat pertambahannya hanya 200 orang dan kondisi ini sudah berlangsung selama beberapa hari,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Seorang Polisi Berkendara dalam Kondisi Mabuk hingga Tabrak Pagar, Kompolnas: Memalukan!

News
| Sabtu, 20 April 2024, 00:37 WIB

Advertisement

alt

Pengunjung Kopi Klotok Membeludak Saat Libur Lebaran, Antrean Mengular sampai 20 Meter

Wisata
| Minggu, 14 April 2024, 18:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement