Advertisement
Kraton Jogja Kenalkan Huruf Baru Notasi Gendhing Gamelan
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Kawedanan Hageng Punakawan (KHP) Kridhomardowo Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat meluncurkan huruf baru untuk penulisan notasi gendhing gamelan yang diberi nama Font Kridhamardawa, melalui kanal Youtube Kraton Jogja, Kamis (23/7/2020).
Penghageng KHP Kridhomardowo, KPH Notonegoro, menuturkan dibuatnya huruf ini berawal dari keresahan Abdi Dalem Wiyaga di Keraton yang merasa penulisan notasi gendhing dengan huruf KepatihanPro masih memiliki beberapa kekurangan.
Advertisement
BACA JUGA: TelkomClick 2023: Kesiapan Kerja Karyawan dalam Sukseskan Strategi Five Bold Moves di Tahun 2023
“Meskipun secara penulisan simbol cukup komplet namun huruf tersebut dirasa tipis sehingga kurang jelas terbaca, khususnya untuk Abdi Dalem Wiyaga yang berusia lanjut dan tidak memiliki versi huruf tebal,” ujarnya, kemarin.
Selain itu, apabila notasi gendhing dicetak, jarak antarspasi yang dihasilkan cukup jauh sehingga memakan ruang dan boros kertas. Karena itu, font Kridhamardawa dibuat untuk mengakomodir kebutuhan tersebut agar penulisan notasi lebih efektif dan efisien.
Setelah melalui berbagai proses pematangan materi, konsultasi dan diskusi dengan pegiat seni karawitan, akhirnya diluncurkan huruf Kridhamardawa dalam dua versi yaitu reguler dan tebal. Bersamaan dengan peluncuran huruf itu, Keraton membagikan notasi Gendhing Kurmat Dalem yang menggunakan huruf Kridhamardawa di laman kratonjogja.id. Diharapkan masyarakat bisa memanfaatkan salinan notasi ini sebagai materi latihan di komunitas masing-masing.
Ketua Tim Teknis Notasi Font Kridhamardawa, Mergono Susilo Madyo, menuturkan beberapa keunggulan font ini diantaranya ukuran dan ketebalan karakter lebih besar. Kemudian jarak antarspasi yang lebih dekat sehingga lebih hemat ruang dan kertas hingga 40%.
Font Kridhamardawa memungkinkan angka yang ditabuh khusus pada instrumen kenong, kempul, dan suwukan berhenti atau yang disebut angka plesedan secara otomatis mengecil ukurannya. Simbol untuk instrumen kolotomik yang meliputi kethuk, kempyang, kenong, kempul, gong dan suwukan dibuat lebih dekat dengan notasi balungan untuk menghemat ruang penulisan.
BACA JUGA: Finnet Dukung Digitalisasi Sistem Pembayaran Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Angin Kencang di Wilayah Bantul, 5 Kapanewon Terdampak
- Pemkab Gunungkidul Pastikan ADD untuk Kalurahan Tidak Dipangkas
- GKR Hemas Ajak Perempuan Muslim Mengamalkan Pancasila
- Waspada Cuaca Ekstrem Empat Hari ke Depan, Hujan Tidak Lama tapi Anginnya Merusak
- Tak Bayar Uang Pengganti, Mantan Lurah Getas Gunungkidul Bisa Dihukum Lebih Lama
Advertisement
Advertisement