Advertisement
Kraton Jogja Jajaki Kerja Sama Budaya dengan Uni Eropa
Kraton Jogja - Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat / Antaranews
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Kraton Jogja membuka peluang kolaborasi budaya dan pelestarian keberagaman dengan Uni Eropa usai pertemuan delegasi di Jogja, pada Minggu (30/11/2025).
Penghageng Kawedanan Hageng Kridhomardowo, Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Notonegoro, menyampaikan bahwa pertemuan tersebut belum menghasilkan komitmen konkret, tetapi merupakan ajang eksplorasi kegiatan bersama.
Advertisement
“Kami membahas pertukaran kebudayaan, seni, dan tradisi, serta bagaimana keberagaman di Jogja dapat menjadi contoh yang bisa dipelajari oleh mereka,” ujar KPH Notonegoro.
Menurut KPH Notonegoro, delegasi Uni Eropa sangat mengapresiasi perkembangan di Indonesia, khususnya terkait dialog lintas agama dan pertukaran budaya yang telah berlangsung sejak lama, tercermin dari keberadaan Candi Borobudur dan Prambanan.
BACA JUGA
“Filosofi Jogja, seperti Memayu Hayuning Bawana, juga kami angkat. Konsep ini tidak hanya melestarikan lingkungan, tetapi juga memperindahnya. Delegasi Uni Eropa dapat memahami dan mengapresiasi konsep ini,” tambahnya.
KPH Notonegoro menekankan pentingnya masyarakat memahami dan mempertahankan jati diri masing-masing. Ia mengutip pesan dari Sri Sultan Hamengku Buwono X, Gubernur DIY.
“Seperti yang pernah disampaikan Ngarsa Dalem, sebagai orang Papua, tidak perlu jadi orang Jogja atau orang Jawa. Orang Sumatera yang ada di Jogja juga tidak perlu jadi orang Jawa. Tetaplah menjadi orang Sumatera yang baik, orang Papua yang baik,” jelasnya.
Sementara itu, Deputi Kepala Perwakilan Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam, Stephane Mechati, menyoroti aspek kemanusiaan dalam kemitraan Indonesia-Uni Eropa.
“Kami memiliki kemitraan yang kuat dengan Indonesia, tetapi yang terpenting adalah manusia. Dialog ini membantu kita saling mengenal dan memahami. Hubungan antarmanusia membangun rasa memiliki terhadap kemitraan ini,” jelas Mechati.
Ia menambahkan, pendekatan kemanusiaan ini melengkapi kerja sama di bidang perdagangan, ekonomi, hingga transisi energi. Konsep bersatu dalam keberagaman, seperti Bhinneka Tunggal Ika, menurut Mechati, menjadi kesamaan filosofis antara Indonesia dan Eropa.
Pertemuan ini merupakan bagian dari rangkaian Indonesia-EU Interfaith and Intercultural Dialogue yang berlangsung sejak 27 November hingga 1 Desember 2025 di Jakarta dan Jogja. Diskusi ini diharapkan menjadi landasan eksplorasi kerja sama yang lebih luas antara Kraton Jogja dan Uni Eropa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Hong Kong Tangkap 13 Orang Terkait Kebakaran Maut Wang Fuk Court
Advertisement
KA Panoramic Kian Diminati, Jalur Selatan Jadi Primadona
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement




