Advertisement

Pengelola Wisata di Sleman Tak Kuasa Menghalau Wisatawan dari Zona Merah

Lajeng Padmaratri
Senin, 27 Juli 2020 - 10:17 WIB
Budi Cahyana
Pengelola Wisata di Sleman Tak Kuasa Menghalau Wisatawan dari Zona Merah Wisatawan memadati Tebing Breksi di Sleman, Minggu (26/7/2020). - Harian Jogja

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Pemda DIY tidak mengizinkan wisatawan dari zona merah untuk masuk dan berwisata ke DIY, tetapi pengelola wisata tak berdaya menjalankan larangan tersebut.

Ketua Pengelola Wisata Tebing Breksi, Kholiq Widianto, mengatakan saat ini kunjungan wisatawan ke Tebing Breksi masih didominasi wisatawan lokal dari DIY. Sementara, wisatawan dari luar DIY, datang dari Jawa Tengah, kemudian Jawa Timur.

Advertisement

Sejumlah protokol kesehatan diterapkan kepada seluruh pengunjung yang memasuki kawasan Tebing Breksi. Mulai dari cek suhu bagi pengunjung begitu turun dari kendaraan, mewajibkan pakai masker, cuci tangan dengan sabun, serta diimbau untuk selalu jaga jarak.

"Setiap pengunjung yang masuk kami data dengan aplikasi Visiting Jogja. Bagi yang sudah download, sudah terdata. Kebanyakan yang belum download, kami pinjam KTP. Kalau enggak berkenan, minimal kami data nama, nomor telepon, dan asalnya," kata Kholiq, pada Minggu (26/7/2020).

Data itu, kata dia, juga bisa berfungsi untuk tracing kontak, lantaran bisa diakses oleh Pemda DIY. Menurutnya, Pemda DIY memang sudah mengimbau wisatawan dari zona merah untuk tidak masuk dan berwisata ke DIY.

Namun, ia tak menampik ada sejumlah kunjungan wisata dari daerah zona merah, seperti DKI Jakarta dan Jawa Timur. Selama ini, pengelola tak menolak kedatangan mereka sejauh tidak menunjukkan gejala, salah satunya jika suhu tubuh di atas 37,3 derajat Celcius.

"Kalau yang membatasi pemerintah, kami akan mengikuti. Tetapi kalau sudah telanjur masuk sini, mau gimana [kalau ditolak]," kata dia.

Kholiq memahami wisatawan dari zona merah harus diwaspadai. Terlebih, risiko penularan itu tak hanya dihadapi wisatawan lain di Tebing Breksi, tetapi juga dia dan kawan-kawannya sebagai pengelola wisata.

"Wisatawan dari zona merah seperti DKI Jakarta dan Jawa Timur. Selalu kami pantau, kami banyak personel yang bawa megaphone, tetap kami sampaikan jaga jarak terutama di titik kumpul," terangnya.

Pemda DIY, kata Kholiq, juga mengimbau pengelola wisata mewaspadai wisatawan yang datang secara rombongan. Saat ini, wisata rombongan itu tak mesti menggunakan bus, tetapi juga mobil pribadi dalam jumlah banyak.

Salah seorang wisatawan yang datang secara rombongan ke Tebing Breksi, Minggu (26/7/2020) ini, Sari, 40, menuturkan ia sudah dua kali datang ke DIY selama sebulan terakhir. Ia datang dari Kabupaten Kendal, Jawa Tengah dalam rombongan empat bus.

"Satu bus kira-kira 40 orang. Kami satu kabupaten. Wisata pribadi dan keluarga, tapi bareng-bareng satu kabupaten," kata Sari, warga Kecamatan Ringinarum, Kendal itu.

Rute wisatanya ialah ke Tebing Breksi, lalu ke Puncak Becici, diakhiri wisata belanja di Malioboro. Sekitar tiga pekan lalu, ia juga mengikuti rombongan wisata yang sama, tetapi rutenya berbeda.

Meski tidak diharuskan membawa surat sehat, menurutnya piknik di tengah pandemi ini harus tetap saat badan sehat dan bugar. "Memang harus ikuti protokol kesehatan kalau mau wisata. Kalau enggak mau ikut protokol, ya di rumah saja. Memang ada yang takut keluar rumah, ada juga yang pengen jalan-jalan karena suntuk, ya konsekuensinya harus ikut protokol.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Anggaran Pupuk Bersubsidi Sentuh Rp54 Triliun, Mentan: Awasi Distribusinya

News
| Jum'at, 29 Maret 2024, 18:07 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement