Advertisement
Belajar dari Pengalaman, Anggota Dewan Ini Ingin Perjuangkan Pariwisata Bantul

Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL-Sektor pariwisata di Bantul diyakini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menurunkan angka kemiskinan, jika dikerjakan dengan serius.
Hal ini diungkapkan oleh anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bantul, Edy Prabowo, Sabtu (1/8/2020).
Advertisement
Keyakinan Edy ini didasarkan dari banyaknya kunjungan wisatawan ke Bumi Projotamansari sebelum adanya pandemi. Di mana, Dinas Pariwisata Bantul mencatat ada lebih dari 3,3 juta wisatawan berkunjung ke sejumlah objek wisata. Jumlah tersebut, belum termasuk kunjungan wisata ke desa wisata sehingga jumlahnya bisa lebih banyak.
Menurut Edy adanya wisatawan tidak hanya menyumbang pendapatan asli daerah (PAD), tetapi berdampak domino bagi perekonomian masyarakat. Sebab, wisatawan yang berkunjung, dipastikan akan berjajan dan membeli oleh-oleh.
Edy tidak hanya memahami wisata dari luar, tetapi dirinya merupakan pelaku pariwisata. Karena, sebelum menjadi anggota Komisi D DPRD Edy sudah lama menjadi pemandu wisata dan memiliki usaha jasa tour and travel.
“Kebetulan saya berangkat dari pariwisata backound pariwisata dan saya di DPRD ditempatkan di Komisi D membidangi pariwisata,” katanya.
Pria kelahiran Jogja 24 Februari 1972 itu, mulai bergelut di dunia politik pada 2008 melalui Partai Demokrat dan terpilih menjadi anggota Dewan pada 2009-2014. Periode selanjutnya, Edy sempat gagal dalam pencalonan, sebelum akhirnya terpilih di 2019 dari partai yang sama di Dapil 2. Lulusan sarjana Ekonomi Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta ini kemudian minta ditempatkan di Komisi D yang sesuai dengan bidangnya, yakni Pariwisata.
Edy menilai, apa yang dilakukan Pemkab dalam memajukan pariwisata sudah bagus hanya tinggal pengembangannya. Tetapi, adanya pandemi Covid-19, telah menghantam dunia pariwisata. Bahkan, hantaman ini belum bisa diprediksi sampai kapan berakhir.
Kendati demikian, Edy meyakini pariwisata akan bangkit kembali. Namun, Pemkab harus serius memerhatikan para pelaku wisata. Oleh karena itu, beberapa solusi harus dilakukan. Di antaranya adalah bantuan langsung sementara untuk membantu biaya hidup pelaku wisata selama masa pandemi.
“Untuk jangka menengahnya, mungkin bisa mencarikan pekerjaan yang bisa menghasilkan selama masa pandemi. Sebab, pemerintah juga memiliki keterbatasan anggaran dan masyarakat juga tidak mungkin tergantung pada bantuan terus,” kata dia.
Solusi lainnya, kata Edy adalah dengan membuat program padat karya. Meskipun usulan adanya program ini, diakuinya, sejatinya telah disampaikan dan sudah masuk dalam APBD 2020. Akan tetapi, dalam perkembangannya, program ini terkena pemangkasan karena pandemic Covid-19.
“Padahal padat karya itu sangat membantu pemulihan dari Covid-19,” ucap ayah dari dua anak ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Bahas Isu Jual-Beli Pulau Bersama Komisi II DPR RI, Menteri ATR/Kepala BPN Tegaskan Tanah di Indonesia Tidak Bisa Dimiliki Asing
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Jawara di Gelora Taekwondo Indonesia Championship 2025, Mahasiswa UMBY Raih 15 Medali
- Perpustakaan Kota Jogja Kini Buka hingga Malam Hari, Ini Jadwalnya
- Kementerian ATR/BPN Bantah Isu 2026 Tanah Tak Bersertifikat Diambil Negara, Dirjen PHPT: Itu Tidak Benar
- Libur Panjang 1 Sura, Penumpang KA Jarak Jauh di Daop 6 Jogja Melonjak 20 Persen
- Sambut Positif Putusan MK Terkait Pemisahan Pemilu Nasional dan Lokal, KPU DIY: Kurangi Beban Teknis
Advertisement
Advertisement