Advertisement
Positif Corona, 14 Warga Kota Jogja Diisolasi di Shelter Tegalrejo

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA--Sebanyak 14 warga Kota Yogyakarta yang terkonfirmasi positif COVID-19 tetapi tidak bergejala apapun, menempati Shelter Tegalrejo untuk menjalani isolasi sehingga tidak menularkan virus kepada orang lain.
“Sampai sekarang, proses isolasi berjalan dengan baik. Tidak ada keluhan atau kendala dalam operasional shelter dan pemenuhan logistik untuk penghuni sampai saat ini,” kata Ketua Harian Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Yogyakarta Heroe Poerwadi di Yogyakarta, Jumat (25/9/2020).
Advertisement
Dari 14 warga yang kini menempati shelter, satu di antaranya adalah warga berkebutuhan khusus tetapi tetap bisa menjalani proses isolasi secara mandiri.
“Paling cepat, pada 3 Oktober akan ada pasien yang diperbolehkan pulang dari selter karena proses isolasinya dinyatakan selesai,” kata Heroe.
Setiap pasien tanpa gejala menjalani isolasi selama 10 hari dan jika tidak menunjukkan gejala apapun maka dinyatakan selesai isolasi, tetapi jika menunjukkan gejala sakit maka masa isolasi diperpanjang hingga empat hari.
Sebelumnya, jumlah pasien tanpa gejala yang akan menempati shelter lebih banyak, tetapi tujuh pasien lainnya memilih melakukan isolasi mandiri di rumah dan ada pula yang kemudian dirujuk ke rumah sakit.
“Ada dua orang yang dirujuk ke rumah sakit, satu orang menjalani isolasi di selter yang disediakan kampung dan empat lainnya menjalani isolasi mandiri di rumah,” katanya.
Heroe mengatakan masih ada kekhawatiran masyarakat untuk menempati Shelter Tegalrejo dan memilih menjalani isolasi mandiri di rumah karena merasa lebih nyaman.
“Tetapi jika rumahnya benar-benar tidak memiliki kamar dan toilet terpisah atau tidak laik untuk isolasi, maka dilakukan pendekatan ke warga untuk bisa ditempatkan di selter. Isolasi di shelter ditujukan untuk kebaikan bersama,” katanya.
Selter yang memanfaatkan rumah susun sewa tersebut memiliki 42 unit rumah dengan total 84 kamar.
Sementara itu, untuk memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan guna pelacakan kontak erat kasus COVID-19, Heroe mengatakan sudah melakukan pelatihan ke sejumlah tenaga kesehatan untuk menjalankan peran tersebut.
“Bahkan, kami menambah jumlah tenaga kesehatan yang dilatih mengambil sampel usap. Jadi kebutuhan tenaga untuk pelacakan dan pengambilan sampel sudah terpenuhi,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Menteri Nusron Ajak Kepala Daerah Se-Sulawesi Berbagi Tanggung Jawab Selesaikan RDTR
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Udara di DIY Bikin Menggigil, Angin Monsun Jadi Penyebabnya
- 23 Kambing Mati di Turi Sleman Akibat Keracunan Pakan
- Lurah Srimulyo Membantah Tuduhan Korupsi Penyalahgunaan Tanah Kas Desa
- SPMB 2025, Banyak SMP Negeri di Bantul Kekurangan Siswa, Ternyata Sebagian karena ke Pondok Pesantren
- Kasus Pelecehan Anak di Kasihan Dilaporkan ke Polres Bantul, Korban Siswi Berusia 6 Tahun
Advertisement
Advertisement