Advertisement
Bolodhewe'es Muncul di Sleman, Usung Semangat Perubahan

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN- Di tengah hiruk pikuk pelaksanaan Pilkada, muncul para relawan yang mendukung salah satu pasangan calon (Paslon). Salah satu relawan yang muncul ke publik adalah relawan Bolodhewe'es.
Sebuah rumah dengan warna tembok kecoklatan di wilayah Drono, Sardonoharjo, Ngaglik, menjadi posko utama relawan Bolodhewe'es. Relawan pendukung paslon nomor satu Danang Wicaksana Sulistya dan R Agus Choliq ini cukup gencar mensosialisasikan paslon yang didukungnya kepada masyarakat.
Advertisement
Baca juga: KPU Bantul Akan Rekrut 14.588 Anggota KPPS, Kamu Berminat?
Meskipun tidak masuk dalam daftar relawan resmi partai pengusung maupun pendukung, namun kegiatan yang dilakukan para relawan ini sangat rapi dan lengkap. Tua muda berkumpul di sini sesuai dengan kreatifitas dan kemampuan masing-masing. "Ini Posko utama kami, posko satelit berada di setiap kepanewon, kalurahan hingga padusunan," kata Sri Cahyo Lalito saat ditemui, Selasa (6/10/2020).
Pria yang akrab disapa Yoyok ini mengatakan kegiatan yang dilakukan para relawan disesuaikan dengan jiwa mereka. Mereka mengekspresikan bentuk dukungannya sesuai apa yang mereka pilih. "Bolodhewe'es mengusung semangat persaudaraan. Meskipun muncul menjelang Pilkada, namun semangat ini tetap akan dipelihara meskipun Pilkada selesai," katanya.
Baca juga: Ini Dia, Sosok dan Komentar Benny K Harman soal RUU Cipta Kerja
Yoyok mengaku bukan tanpa pertimbangan banyak relawan yang bergabung dengan Bolodhewe'es. Mereka berkumpul dengan mimpi adanya perubahan di Sleman. Ben Sleman ora Ngene-ngene wae.
"Yang bergabung di sini berasal dari beragam latar belakang. Ada yang pengusaha kecil, pensiunan, dan banyak lagi. Mereka bukan orang-orang partai. Tetapi memiliki satu tujuan adanya perubahan di Sleman," ujar Subari, juru bicara Bolodhewe'es.
DWS, katanya, merupakan adik tingkatnya saat di FT UII. Saat DWS datang untuk meminta dukungan darinya, Yoyok bercerita, ia tak langsung mengiyakan. Berbagai diskusi pun dilakukan sampai akhirnya ia mendukung langkah DWS-ACH untuk berkompetisi pada Pilkada. "Yang paling utama keduanya memiliki semangat perubahan dan bukan incumbent atau keluarga incumbent," katanya.
Keduanya juga dinilai mewakili kaum muda, energik dan didukung oleh partainya sendiri. Dalam arti, kata Yoyok, politik transaksional untuk mendapatkan rekomendasi dari partai lain sepertinya tidak dilakukan paslon ini. "Kalau kamu ikut melanggengkan incumbent atau keluarga incumbent ini tidak baik untuk pendidikan politik masyarakat," kata Yoyok.
Untuk mengukur sejauh mana hasilnya nanti, katanya, yang terpenting Bolodhewe'es memberikan pendidikan politik agar masyarakat bisa menjalani demokrasi yang sehat. Di zaman saat ini di mana perkembangan teknologi tumbuh pesat, perlu diimbangi dengan kepemimpinan yang kuat dan semangat kerja tinggi. Sebagaimana harapan kaum milenial.
"Makanya banyak anak-anak muda juga yang bergabung di sini. Mereka punya slogan nek ora milih DWS ora cah nom, cah non milih danang, waktunya yang muda berkarya yang tua berdoa," kata Yoyok.
Bari menambahkan, ketika orang terpilih dan menjadi pejabat ia harus siap melayani masyarakat. Bukan pejabat yang dilayani masyarakat. Semangat ini pula yang disanggupi DWS kepada para relawan. "Setiap pagi, Rumah Dinas nanti akan ada open house untuk memberi kesempatan masyarakat mengadukan masalahnya. Ini luar biasa," kata Bari.
Konsentrasi pembangunan di tiap-tiap padukuhan juga menjadi ambisi paslon yang didukung partai Gerindra, PKB dan PPP ini. Begitu juga komitmen dan perhatian kepada pelaku UMKM. "Kami banyak berasal dari wirausaha. Wirausaha di Sleman juga butuh perhatian pemerintah dan bukan jadi sapi perah," katanya.
Obrolan berhenti saat ada seorang relawan datang. Ia melaporkan hasil kegiatannya. Relawan lainnya, Samaun juga datang. Samaun adalah mantan guru. Meskipun sepuh, Samaun memiliki alasan sendiri bergabung dengan Bolodhewe'es.
"Secara emosional, saya dengan wakilnya itu sama-sama NU. Lah kalau punya calon dari NU sendiri kenapa pilih yang lain," kata Samaun.
Tapi, katanya, bukan hanya itu saja yang menjadi alasannya. Menuntut dia, visi misi perubahan yang dicanangkan paslon ini menurutnya lebih cocok diaplikasikan dalam kondisi saat ini. "Mereka masih muda, energik dan sudah zamannya anak-anak muda yang tampil. Yang tua-tua lebih baik mendorong di belakang saja," kata Samaun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Bantul Targetkan Luas Tanam Padi 34.000 Hektare Tahun Ini
- Top Ten News Harianjogja.com, Minggu 20 April 2025, Persentase Perokok di Indonesia, Kunjungan Wisatawan Tak Signifikan
- Harda-Danang Kunjungi Gereja di Malam Paskah, Harap Kedamaian dan Keberkahan bagi Seluruh Umat Kristiani
- Kisah Inspiratif Triyono Membangun Difa Bike, Ojek Penyandang Disabilitas di Jogja
- Berawal dari Kencan Online, PNS Wanita di Sleman Disekap dan Diperas
Advertisement