Advertisement
Wisatawan Membeludak di Malioboro, Petugas Kewalahan
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA- Ikon Kota Jogja, Malioboro pekan ini membeludak. Seolah pandemi beserta berbagai syarat perjalanan dan prokes yang ditetapkan sama sekali tak mampu membendung animo pelancong berwisata ke Malioboro.
Kepala Satpol PP Kota Jogja, Agus Winarto mengaku hanya bisa menegur pengunjung yang terlampau padat di kawasan Malioboro. "Gimana, namanya pengunjung susah, sekarang memang Jogja terbuka untuk wisatawan ini ya dan Malioboro salah satu tujuan. Kita hanya bisa menegur untuk orang selalu berperilaku pakai masker untuk saat itu," tuturnya pada Minggu (27/12/2020).
Selain membuat petugas kelimpungan, Agus menilai aturan pembatasan 500 orang tiap zonasi pun sulit diterapkan. Padahal di pintu-pintu masuk Malioboro, penyetopan telah dilakukan agar jumlah warga berkerumunan bisa dikurangi.
Baca juga: Ambil Paksa Jenazah Covid-19 di Rumah Sakit, 14 Orang Diamankan Polisi
Advertisement
"Aturan 500 orang per zona susah diterapkan, riilnya seperti apa susah kami. Ya dipintu-pintu masuk kita sudah distop. Cuma ya susah, tetap susah menurut saya karena masih banyak yang lewat di ventilasi-ventilasi Malioboro. Ya kami hanya mengimbau saja untuk tetap hati-hati terutama memakai masker, seperti itu. Kalau bicara jaga jarak sudah susah Malioboro," tukas Agus.
Menurut Agus, tingkat keramaian di Malioboro sangat drastis pada petang hingga dini hari. Peningkatan pengunjung diprediksi Agus bakal terjadi sampai tahun baru 2021.
"Kalau siang begini yang ramai di daerah pantai, nanti malam mereka pasti berkunjung ke Malioboro. Perilaku saya perhatikan kaya tadi malam, saya di depan Pasar Beringharjo sekitar pukul 23.30 malam, trennya mereka [wisatawan] baru melaksanakan makan malam di situ. Saya tanya-tanya kok jam segini baru makan, Pak? Saya dari luar daerah, tadi dari pantai," tuturnya.
Baca juga: Refly Harun Sorot Banyak Kejadian Menimpa Rizieq Shihab Sejak Kembali ke RI
Agus juga tak mengelak banyak pengunjung yang belum terapkan prokes. Dia berpendapat jika perilaku tidak disiplin tersebut dimungkinkan karena di daerahnya juga tidak terbiasa menerapkan prokes dengan baik. "Kami harus selalu juweh masker masker masker seperti itu terus. Kalau ini baru makan pak, iya setelah makan dipakai. Enggak usah buka tutup masker," tegasnya.
Keramaian wisatawan baru akan terurai lepas dini hari. Kerumunan yang didominasi pengnjung menyantap hidangan kuliner beralih ke muda-mudi nongkrong. "Iya cuma kalau sudah menjelang pagi untuk makan sudah berkurang, paling tinggal nongkrong-nongkrong. Setelah pukul 00.00 WIB itu massa sudah mulai terurai pelan-pelan. Puncak ramai dari habis Maghrib itu. Kemarin kan hujan sore itu, setelah selesai itu hujan, wah langsung itu [ramai]," terang Agus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Boston Celtics Kalahkan Cleveland Cavaliers di Semifinal NBA Wilayah Timur
- Penerbangan Carter Umrah Masih Dimungkinkan Dibuka di Bandara Adi Soemarmo Solo
- Pemkot Solo Gelar Nobar Timnas vs Guinea, Ini Rekayasa Lalu Lintas di Jensud
- Dico dan Raffi Ahmad Foto Bareng Munculkan Spekulasi, Ini Respons Golkar Jateng
Berita Pilihan
Advertisement
Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Operasional KRL Jogja Solo Ditambah Jadi 30 Perjalanan
Advertisement
Grand Rohan Jogja Hadirkan Fasilitas Family Room untuk Liburan Bersama Keluarga
Advertisement
Berita Populer
- PEMBERDAYAAN MASYARAKAT: Dispar dan DPRD DIY Gelar Pelatihan Kuliner di Kampung Wisata Purbayan
- Jadwal Kereta Api Prameks Jogja-Kutoarjo Rabu 8 Mei 2024
- Jadwal Kereta Bandara YIA Rabu 8 Mei 2024, Harga Tiket Rp20 Ribu
- Sultan Jogja Optimistis Persoalan Sampah di DIY Akan Segera Berakhir
- Persoalan Sampah Dikhawatirkan Berdampak ke Citra Pariwisata Jogja
Advertisement
Advertisement