Advertisement
Bayar Andong di Malioboro Kini Lewat Digital

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Bank Indonesia mendorong digitalisasi Komunitas Andong Malioboro melalyui Program QRIS GUMATON (Tugu Malioboro dan Kraton).
Saat ini, tercatat 60 andong di Jogja telah menggunakan QRIS – DANA untuk transaksi pembayaran. Untuk memberikan apresiasi kepada Komunitas Andong Yogya sadar QRIS, Bank Indonesia menyerahkan bantuan Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) kepada 60 Kusir Andong QRIS dalam bentuk paket sembako.
Advertisement
BACA JUGA: 10 Sekolah di DIY Uji Coba Pembelajaran Tatap Muka, Ini Daftarnya
“Ini adalah apresiasi tahap pertama kepada para kusir yang sudah sadar QRIS, ke depan kami mengharapkan penggunaan QRIS e-wallet dapat diikuti oleh pelaku usaha lainnya seperti; komunitas becak, odong-odong, dan pedagang di sepanjang GUMATON,” kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Yogyakarta, Hilman Tisnawan, Jumat (26/2/2021).
Melalui Program QRIS GUMATON ini diharapkan dapat meningkatkan akseptasi penggunaan QRIS oleh seluruh pelaku usaha di sepanjang Tugu, Malioboro dan Keraton. Bank Indonesia mengajak penyedia jasa sistem perbankan (PJSP) baik bank maupun non-bank, komunitas pelaku usaha di sepanjang GUMATON, pelaku usaha di DIY dan masyarakat DIY untuk turut berpartisipasi sukseskan program menuju 12 juta merchant QRIS.
Di masa pandemi Covid-19 ini, transaksi secara contactless dinilai dapat memperkecil risiko penyebaran virus ketimbang transaksi menggunakan uang tunai. Selain itu, dengan bertransaksi menggunakan QRIS, masyarakat turut membantu pencegahan peredaran uang palsu, mendorong efisiensi bertransaksi, meningkatkan keuangan inklusif dan memajukan pelaku usaha, yang pada akhirnya mendorong pertumbuhan ekonomi DIY.
Sampai dengan akhir 2020, secara nasional tercatat 6 juta merchant QRIS. Di 2021, Bank Indonesia menargetkan akseptasi 12 Juta Merchant QRIS di seluruh Indonesia. Sementara itu, jumlah merchant QRIS DIY sebanyak 166,038 merchant, harapannya di 2021 bisa bertambah dua kali lipat atau lebih.
BACA JUGA: Survei: Netizen Indonesia Paling Tidak Beradab Se-Asia Tenggara
Ketua Paguyuban Kusir Andong DIY, Purwanto menyambut baik digitalisasi yang dilakukan BI DIY, diharapkan dengan begitu semakin banyak pilihan dari penumpang dalam pembayaran. Purwanto mengatakan sejumlah kusir andong yang sudah tua sulit beradaptasi dengan teknologi, dan beberapa lainnya tidak punya smartphone yang mendukung.
”Ada sekitar 125 yang sudah menggunakan teknologi QRIS total dari 385 kusir andong yang aktif. Manfaat penggunaan digital ini kan uang langsung masuk ke rekening bank jadi, tidak mudah terpakai beda dengan uang cash, mungkin pulang kerja langsung digunakan, biasa makan Rp10.000, pegang uang cash dapat dari hasil andong jadi Rp30.000. Manfaat lainnya membantu mencegah penularan Covid-19 juga,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Rawan Banjir, Camat Serengan Solo Usul TPS Cadangan dan Tunda Pemungutan Suara
- Prioritaskan Konsumen, Pertamina Patra Niaga JBT Make Over SPBU di Pemalang
- Ular Piton 2,5 Meter Makan Ayam Warga Gondang Sragen, Damkar Evakuasi
- Merapi Muntahkan Awan Panas, Warga Diminta Ingatkan Jalur Pendakian Masih Tutup
Berita Pilihan
Advertisement

Pergerakan Wisatawan Nusantara Capai 688,78 Juta, Sebanyak 75,57 Persen di Pulau Jawa
Advertisement

Jelang Natal Saatnya Wisata Ziarah ke Goa Maria Tritis di Gunungkidul, Ini Rute dan Sejarahnya
Advertisement
Berita Populer
- Ade Armando Singgung Politik Dinasti di Jogja, Ini Sejarah Keistimewaan DIY Penting untuk Diketahui
- Libur Akhir Tahun, Konsentrasi Wisatawan Disebar Tak Terpusat di Kota Jogja
- Jalur Alternatif ke Gunungkidul Dibuka saat Nataru, Tanpa Lewat Tanjakan Piyungan-Patuk
- Ade Armando Singgung Politik Dinasti di Jogja, Massa Aksi Ancam Copot Semua Baliho PSI di DIY
- Ratusan Mobil Angkutan Barang Terjaring Razia di Perbatasan Jogja
Advertisement
Advertisement