Advertisement

Konflik Proyek Bendungan Bener Bergejolak, Warga Wadas Geruduk BBWS Serayu Opak

Lugas Subarkah
Kamis, 08 April 2021 - 17:57 WIB
Bhekti Suryani
Konflik Proyek Bendungan Bener Bergejolak, Warga Wadas Geruduk BBWS Serayu Opak Sejumlah warga Wadas, Kecamatan Bener, Purworejo, mendatangi kantor Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu Opak, Kamis (8/4/2021).-Harianjogja.com - Lugas Subarkah

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN-Menolak perpanjangan Izin Penetapan Lokasi (IPL) penambangan tanah dan batu di desanya untuk kepentingan Bendungan Bener, sejumlah warga Wadas, Kecamatan Bener, Purworejo, Jawa Tengah mendatangi kantor Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu Opak, Kamis (8/4/2021).

Rombongan warga Wadas yang berjumlah sekitar 30 orang datang dengan menggunakan satu bus, yang tiba di kantor BBWSO sekitar pukul 12.00 WIB. Setelah menunaikan ibadah zuhur, warga memulai audiensi dengan didampingi Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Yogyakarta.

Advertisement

Salah satu warga, Mulyati, menjelaskan kedatangannya untuk menyampaikan penolakan warga atas aktivitas tambang yang diprakarsai oleh BBWS Serayu Opak. “Sekali menolak tetap menolak. Karena merugikan semua. Dari perekonomian hilang. Kami mau menanam apa pun, umbi-umbianan sudah tidak bisa ditanami karena sudah gersang. Kalau batu diambil sudah rusak,” ujarnya.

Ia menuturkan warga Wadas mayoritas bermata pencaharian sebagai petani, sehingga jika lahan sudah rusak maka praktis tidak dapat bertahan hidup. “Saya sendiri tani. Kerjaannya menyadap karet. Tiap hari dapat hasil. Kalau diambil batunya ga dapat penghasilan lagi,” katanya.

BACA JUGA: Guru di Kulonprogo Tewas Ditabrak Anak 16 Tahun

Ketua Divisi Advokasi LBH Yogyakarta, Julian, mengatakan IPL penambangan yang telah ditetapkan pada 5 Juni 2018 dan diperpanjang pada 5 Juni 2020, akan habis pada 5 Juni mendatang, sehingga BBWS Serayu Opak sebagai pemrakarsa perlu mengulang prosesnya dari awal untuk mendapatkan izin dari Gubernur.

“Warga mau nanti selanjutnya wilayahnya tidak dijadikan lokasi pertambangan lagi. IPL dijadikan sebagai dasar pengadaan tanah dan proyek. Warga khawatir kalau ditambang dan hilang karena di atas 149 hektar ada lahan yang menghidupi mereka,” ungkapnya.

Sejak awal sosialisasi kata dia, warga sudah menyatakan keberatan. Namun sayangnya BBWS Serayu Opak tidak menyampaikan keberatan warga ini kepada Gubernur Jawa Tengah sehingga IPL tetap terbit. Pada akhir 2019 warga juga pernah mendatangi BBWS Serayu Opak dan dijanjikan akan mengevaluasi IPL, namun sampai kini tidak ada tindak lanjut apa pun.

Kepala Bidang Pelaksanaan Jaringan Sumber Air (PJSA) BBWS Serayu Opak, Yosiandi Radi Wicaksono, mengatakan pihaknya sepakat mencari solusi atas permasalahan yang disampaikan oleh warga. “Permasalahan ini akan kami catat. Nanti bisa rembugan lagi. Kita pecahkan bersama dengan pimpinan kami,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Sempat Ditangkap, Jambret di Jaksel Kabur Pakai Mobil Patroli Polisi

News
| Jum'at, 29 Maret 2024, 17:37 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement