Advertisement

Promo November

Bocah di Sewon Tewas Setelah Makan Sate dari Perempuan Misterius, Benarkah karena Racun Sianida?

Jumali
Kamis, 29 April 2021 - 15:57 WIB
Bhekti Suryani
Bocah di Sewon Tewas Setelah Makan Sate dari Perempuan Misterius, Benarkah karena Racun Sianida? Ilustrasi keracunan - JIBI

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL- Polisi telah memastikan jenis racun yang menewaskan anak driver ojek online di Bantul setelah memakan sate dari seorang perempuan misterius.

Polres Bantul segera merilis pelaku pemberi order takjil maut yang menewaskan Naba Faiz Prasetya, 9, warga Salakan II, Bangunharjo, Sewon.

Advertisement

"InsyaAllah," kata Kasat Reskrim Polres Bantul AKP Ngadi, Kamis (29/4/2021).

Menurut Ngadi, saat ini polisi telah mengantongi identitas dari pemberi order takjil dan berkoordinasi dengan Polresta Jogja. Sebab lokasi order berada di wilayah hukum Polresta Jogja.

Polres Bantul juga belum memeriksa terduga pemberi takjil tersebut. Sejauh ini, petugas baru menyidik dan memadukan keterangan dari saksi dan rekaman CCTV.

BACA JUGA: Sri Mulyani Sebut Kerugian Ekonomi Rp1.356 Triliun Akibat Covid-19

"Baru ciri-ciri, untuk identitasnya semoga tidak lama lagi," papar Ngadi.

Terkait hasil uji laboratorium terhadap sampel makanan berupa bumbu, sate ayam dan lontong, Ngadi menyebutkan jika ada kandungan racun jenis C.

"Hasil sementara positif racun jenis C. Di bumbu dan sate yang ada bumbunya. Intinya di bumbunya," katanya.

Terkait dengan racun jenis C yang dimaksud, Ngadi enggan menjelaskan lebih lanjut. Begitu juga saat ditanya apakah racun jenis C adalah Sianida, Ngadi juga enggan banyak berkomentar.

"Silakan diartikan sendiri [soal kemungkinan racunnya adalah sianida]. Hasil sudah keluar hari ini, tapi fisiknya belum," lanjut Ngadi.

Menurut Ngadi, racun jenis C ini mudah didapatkan. Racun jenis ini terdapat di apotas dan obat tikus.

"Untuk jenisnya ada yang cair dan ada yang padat," kata Ngadi.

Polres, masih kata Ngadi selanjutnya akan berkoordinasi dengan laboratorium untuk mengirimkan hasil sebagai bahan penyidikan. Begitu juga dengan langkah autopsi, Polres berkoordinasi dengan kejaksaan, apakah hasil penyidikan sudah cukup.

"Apa perlu dengan bedah makam?," paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Para Calon Kepala Daerah Diingatkan Tidak Berkampanye Saat Masa Tenang

News
| Sabtu, 23 November 2024, 13:07 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement