Advertisement

Promo November

Mengenal Smart Rubbish Bin, Tempat Pemilah Sampah Otomatis Buatan Mahasiswa UII

Media Digital
Selasa, 31 Agustus 2021 - 18:07 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
Mengenal Smart Rubbish Bin, Tempat Pemilah Sampah Otomatis Buatan Mahasiswa UII Dokumentasi proses take video di TPS Piyungan - Ist

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA-Sampah rumah tangga menjadi masalah pencemaran lingkungan karena pengelolaan sampah hanya dilakukan di hilir dan mengabaikan pengelolaan pada tingkat hulu.

Masih banyak masyarakat Indonesia yang membuang sampah rumah tangga di sungai dan lautan bahkan dibakar. Selain karena tidak adanya fasilitas tempat pembuangan akhir dan keterbatasan akses ke tempat pembuangan akhir, kurangnya edukasi cara mengelola sampah rumah tangga juga menjadi penyebab masyarakat masih membuang sampah rumah tangga sembarangan.

Advertisement

Berawal dari hal itu, sekelompok mahasiswa Universitas Islam Indonesia yakni Nirati Amilia, Fachri Muzaki Tio Aqila, dan Anwar Maulana Sidik melakukan penelitian untuk Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dengan judul “Tempat Pemilah Sampah Otomatis Lingkup Rumah Tangga dengan Integrasi Internet of Things sebagai Upaya Mewujudkan Konsumsi Yang Bertanggung Jawab”.

Nirati menjelaskan pemilahan sampah di sumber sampah pada skala rumah tangga belum terlaksana dengan baik. Masyarakat Indonesia juga masih malas memilah sampah sesuai jenisnya. “ Dari situ program [penelitian] ini sangat relevan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Program ini dapat mempermudah masyarakat dalam memilah sampah sesuai jenisnya. Hal ini bisa mengurangi jumlah sampah rumah tangga dan permasalahan lingkungan,” kata Nirati.

Dalam pelaksanaan kegiatan ini, terdapat lima tahapan yang meliputi tahap development, pra-produksi, produksi, pasca produksi, dan distribusi. Fachri Muzaki Tio Aqila menjelaskan pada tahap development dilakukan pengembangan ide dengan merujuk pada skenario gagasan yang telah direncanakan. Tujuannya agar ide yang telah direncanakan dapat disempurnakan sehingga menghasilkan video yang baik dan layak untuk ditonton.

Selanjutnya pada tahap pra-produksi kami mempersiapkan peralatan, bahan, tempat, dan mengatur jadwal pelaksanaan yang digunakan dalam tahap produksi. Dalam proses produksi, dilakukan dua tahapan yaitu produksi visual dan produksi audio. “Produksi visual kami melakukan pengambilan gambar di beberapa tempat, salah satunya yaitu TPS Piyungan Yogyakarta. Sedangkan untuk produksi audio kami melakukan perekaman suara untuk membacakan narasi yang sudah dibuat,” jelas dia.

Pada produksi audio juga dilakukan pencarian backsound music agar video yang dihasilkan lebih menarik. Pemilihan backsound musik ini tentu saja memperhatikan kesesuaian isi video untuk menghindari copyright.

Setelah tahap produksi, tahap selanjutnya yaitu pasca produksi. Dalam tahap ini tim melakukan editing video yang meliputi proses capturing atau imorting, transisi antar scene, pemotongan dan penggabungan gambar, hingga penyempurnaan antara visual dan audio yang telah dilakukan pada tahap produksi.

Tahap terakhir yaitu distribusi. Tahap distribusi adalah tahap penyaluran video yang telah selesai di-edit agar dapat ditonton khalayak umum. Video yang telah selesai akan didistribusikan pada platform YouTube sesuai dengan luaran dari PKM-GFK itu sendiri.

"Ide yang diusulkan sangat baik dan futuristik dan jika nantinya dapat direalisasikan dengan cepat, maka akan mampu berperan dalam mengatasi permasalahan sampah di Indonesia. Hal ini karena permasalahan utama sampah di Indonesia adalah tidak adanya pemilahan sampah dari sumbernya misalnya di rumah tangga. Dengan menggunakan alat yang diajukan, maka permasalahan pemilahan sampah di sumbernya akan dapat teratasi dengan baik, sehingga permasalahan sampah di TPS dan TPA akan dapat teratasi,” tutur Eko Siswoyo, S.T., M.Sc., Ph.D. selaku dosen pembimbing tim.

Anwar Maulana Sidik berharap tempat pemilah sampah otomatis yang diberi nama Smart Rubbish Bin atau SRB ini dapat membantu siapapun untuk memilah sampah rumah tangga sesuai jenisnya. “Hal ini tentu saja mampu mengurangi produksi sampah rumah tangga dan membawa dampak positif bagi lingkungan. Selain itu kami juga berharap gagasan futuristik ini dapat segera terealisasi,” kata dia. (ADV)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

BPJS Ketenagakerjaan Tingkatkan Sinergi PLKK untuk Pelayanan Kecelakaan Kerja yang Lebih Cepat

News
| Sabtu, 23 November 2024, 05:57 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement