Advertisement
Dana Distribusi Air Gunungkidul Diperkirakan Habis Pertengahan Oktober
![Dana Distribusi Air Gunungkidul Diperkirakan Habis Pertengahan Oktober](https://img.harianjogja.com/posts/2021/09/17/1083033/dropping-air-ilustrasi-2.jpg)
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL–Anggaran distribusi (droping) air milik BPBD Gunungkidul makin menipis. Diperkirakan dana yang dimiliki habis untuk penyaluran di pertengahan Oktober mendatang.
Total dari target 2.200 tangki, BPBD telah menyalurkan bantuan lebih dari 1.680 tangki air bersih yang disalurkan ke masyarakat.
Advertisement
Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul, Edy Basuki mengatakan, tahun ini mendapatkan anggaran droping sekitar Rp700 juta. Adapun penyaluran sudah mulai dilaksanakan sejak pertengahan Juni hingga sekarang.
Ia tidak menampik, anggaran yang dimiliki semakin hari makin menipis. Terlebih lagi, jangkauan droping juga semakin meluas seiring memasukinya puncak musim kemarau.
Hasil pemetaan BPBD, dari 18 kapanewon hanya Playen dan Karangmojo yang terbebas dari krisis air bersih. Adapun 16 kapanewon lain masuk kategori terdampak, namun hingga sekarang baru sepuluh kapanewon yang meminta bantuan.
Kesepuluh kapanewon ini meliputi Wonosari, Patuk, Semanu, Tepus, Girisubo, Rongkop, Panggang, Paliyan, Ngawen, Semin, Saptosari dan Tanjungsari. “Untuk Kapanewon Nglipar, Gedangsari, Ponjong dan Purwosari belum mengajukan ke BPBD,” katanya, Kamis (16/9/2021).
Baca juga: Warga Terdampak Tol Jogja-Solo Bingung karena Punya Sisa Lahan Segitiga yang Tak Diganti Rugi
Edy memperkirakan, anggaran droping yang dimiliki hanya mencukupi untuk penyaluran sampai minggu kedua Oktober. Meski semakin menipis, didalam pembahasan APBD Perubahan 2021 juga tidak mengajukan tambahan anggaran. “Mudah-mudahan cukup dan akhir Oktober sudah turun hujan,” katanya.
Disinggung mengenai potensi kehabisan anggaran droping, Edy juga mengaku tidak khawatir. Hal ini dikarenakan, BPBD sudah menyiapkan skenario cadangan apabila anggaran yang dimiliki habis.
Salah satunya, dengan mengakses dana Belanja Tak Terduga yang dimiliki pemkab. Namun, lajut dia, untuk bisa memanfaatkan anggaran ini, maka akan ada peningkatan status kekeringan di Gunungkidul.
“Sekarang masih siaga darurat kekeringan. Jika, sampai minggu ketiga Oktober belum turun hujan, maka statusnya akan kami tingkatkan agar bisa mengakses BTT,” katanya.
Panewu Anom Girisubo, Arif Yahya mengatakan, untuk droping air tidak hanya mengandalkan bantuan dari BPBD karena kapanewon juga memiliki anggaran tersendiri. “Sudah berjalan droping terus dilakukan ke masyarakat yang membutuhkan,” katanya.
Arif menjelaskan, sejak tahun lalu terjadi perubahan dalam mekanisme penyaluran yang dibiayai oleh kapanewon. Pasalnya, meski memiliki anggaran tersendiri di dalam penyaluran harus melibatkan pihak ketiga. “Kami tidak bisa menyalurkan sendiri karena harus lewat kerja sama dengan pihak ketiga,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2025/02/07/1203413/pajak-ilustrasi.jpg)
Efisiensi Anggaran Jadi Alasan KY Tak Bisa Penuhi Permintaan MA Terkait Seleksi Hakim Agung
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Tim SAR Masih Sering Temukan Pengunjung Bermain di Area Berbahaya di Pantai Gunungkidul
- Insiden Kecelakaan L300 Vs Vario, Korban Terluka di Bagian Kepala
- Pelaku Pembakaran Nasi Balap di Kasihan, Pesta Miras Sebelum Melakukan Aksinya
- BNNP DIY Sebut 2 Kelurahan di Jogja Rawan Peredaran Narkoba Tertinggi
- Suhu Udara Panas Picu Lonjakan Kasus DBD di Sleman hingga 675 Pasien
Advertisement
Advertisement