Advertisement
Warga Ngupasan Ikut Sosialisasi Sumbu Filosofi
 Pengerjaan proyek revitalisasi Tugu Jogja, Oktober 2020.  - Harian Jogja/Desy Suryanto
                Pengerjaan proyek revitalisasi Tugu Jogja, Oktober 2020.  - Harian Jogja/Desy Suryanto
            Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA--DIY sebagai daerah yang memiliki nilai strategis baik dari sisi wilayah administratif maupun segudang potensi yang dimiliki mendatangkan sebuah harapan dan peluang bagi banyak pihak. DIY selain sebagai kota pendidikan, juga dikenal juga sebagai kota budaya yang menyimpan banyak nilai historis, cagar budaya dan tata nilai sehingga memantapkan DIY sebagai City of Philosophy.
Hal tersebut sejalan dengan apa yang saat ini tengah diupayakan oleh Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY dengan mencanangkan program "Yogyakarta Warisan Budaya" dengan mengusung konsep "Sumbu Filosofi, Sangkan Paraning Dumadi" seperti yang telah digelar dalam acara sosialisasi di Kantor Kelurahan Ngupasan pada 7 dan 8 Oktober 2021.
Advertisement
BACA JUGA : Satu-satunya di Dunia, Sumbu Filosofi Jogja Syarat Nilai
Sosialisasi tersebut diikuti puluhan warga Ngupasan, Kemantren Gondomanan. Lurah Ngupasan, Didik Agus M berpesan kepada warga Ngupasan untuk belajar memahami akan posisi wilayah kampung yang masuk dalam kawasan sumbu filosofi dengan maksud ke depan masyarakat diharapakan menjadi subyek sekaligus obyek dalam pengejowantahan tata nilai sangkan paraning dumadi dengan cara ikut menjaga dan melestarikan cagar budaya baik yang tangible (benda cagar budaya) maupun yang bersifat intangible (adat istiadat, tata nilai).
“Sehingga personifikasi artefak sumbu filosofi tersebut nantinya dapat benar-benar terwujud dan dapat dinikmati oleh anak cucu kita,” kata Didik.
Salah satu tokoh masyarakat Ngupasan yang menjadi pembicara dalam sosialisasi tersebut adalah M. Chawari yang mengupas secara gamblang tentang makna filosofis "Sumbu Filosofis" dan tata nilai "Sangkan Paraning Dumadi". Dalam paparannya dijelaskan, bahwa Sumbu Filosofis adalah suatu garis artefak yang terletak diantara Tugu-Kraton-Panggung Krapyak, yang posisinya lurus terhubung satu sama lain dan tak bisa dipisahkan.
“Sedangkan tata nilai "Sangkan Paraning Dumadi", adalah mengandung makna tentang perjalanan hidup manusia sejak dari lahir, tumbuh dan kembali ke pangkuan yang Maha Kuasa,” kata Chawari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
 
    
        Soal Ritel Besar, Kemenko PM Susun Pemerataan Rantai Bisnis yang Adil
Advertisement
 
    
        Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal Terbaru KA Bandara Jogja, Rabu 29 Oktober 2025
- Cek! Jadwal SIM Keliling di Sleman, Rabu 29 Oktober 2025
- Prakiraan Cuaca di Jogja Hari Ini, Hujan Ringan, Rabu 29 Okt 2025
- Realisasi TJSP Sleman 2024 Tembus Rp16,2 Miliar dari 74 Perusahaan
- Desa Wisata Panjangrejo Bantul Bangkit, Genjot Edukasi Gerabah
Advertisement
Advertisement




















 
            
