Melihat Lebih Dekat Para Pejuang Kucing Pasar
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Sejumlah sukarelawan membaktikan diri merawat dan memberi makan kucing liar yang telantar di berbagai pasar di Jogja. Sebagian dari kucing itu dibuang oleh pemilik mereka. Berikut laporan wartawan Harian Jogja, Yosef Leon.
Pukul 18.30 WIB selepas azan magrib berkumandang, Ari Susanto, sukarelawan Komunitas Peduli Kucing Pasar, bergegas memacu sepeda motornya ke salah satu pasar di Kota Jogja. Sembari membawa makanan kucing secukupnya, Ari melakoni rutinitas street feeding setelah seharian bekerja sebagai pengendara ojek online.
Advertisement
BACA JUGA: Seorang Paman di Pengasih Cabuli Keponakannya Sendiri
Street feeding adalah memberi makan kucing liar di jalanan. Komunitas Peduli Kucing Pasar juga memberi makan kucing-kucing liar tak terurus di sejumlah pasar. Menurut Ari, ada perasaan bahagia yang tak terungkap saat dirinya melihat kucing-kucing itu makan dengan lahap.
Ari dan sukarelawan lainnya kerap membiayai makanan kucing dari kantong sendiri. Hatinya kadung jatuh cinta dengan si anabul (anak bulu), apalagi rintihan kitten (bayi kucing). Intuisi dan perasaannya tergugah saat melihat kucing pasar tak terurus, lapar, dan mengeong.
“Hal yang membuat saya senang adalah waktu berjumpa dengan anabul pasar yang setia menunggu kami. Setiap saya datang langsung disambut manja oleh mereka. Momen seperti itu yang bisa jadi pelepas lelah setelah seharian ngojol,” ungkap Ari.
Sesekali ia mengajak serta putrinya street feeding ke sejumlah pasar. Ia ingin putrinya tumbuh sebagai manusia yang menghargai sesama makhluk hidup. Edukasi tentang hewan semenjak dini menurut Ari adalah bagian penting dari kepekaan sosial. Gayung bersambut, anaknya ternyata senang dan selalu antusias saat diajak street feeding ke pasar.
“Saya ingin menanamkan rasa sayang pada kucing, terutama kucing liar, kepada dia. Alhamdulillah dia juga senang,” imbuhnya.
Salah satu pendiri Komunitas Peduli Kucing Pasar, Andre Lisnawan, menyebut kelompok ini dulunya merupakan organisasi sayap dari Animal Friends Jogja (AFJ), salah satu komunitas pencinta hewan. Kemudian pada 2016, Komunitas Peduli Kucing Pasar berdiri dan mulai bergerak di sejumlah pasar di area Jogja.
Awal mula masuk ke sejumlah pasar, Andre mengaku tidak mudah. Mereka kerap menemui pedagang atau penjaga pasar yang kurang kooperatif. Perlahan-lahan, gerakan Komunitas Peduli Kucing Pasar mulai dikenal dan tidak sedikit pedagang atau penjaga pasar yang ikut membantu informasi soal keberadaan kucing di pasarnya masing-masing.
“Sebenarnya paradigma orang selalu kalau di pasar itu mereka bisa cari makan sendiri, ternyata itu tidak selalu seperti itu. Justru kucing itu banyak yang kelaparan, sakit atau dibuang yang kecil-kecil itu, sehingga kami fokus edukasi di area pasar,” jelas Andre yang bertitel dokter hewan.
Saat ini ada 50 sukarelawan yang setiap hari bergerak ke 41 pasar melakukan street feeding. Tidak hanya memberi makan, mereka juga bisa bertanggung jawab terhadap kucing liar. Mereka kadang mendata, merawat kucing yang sakit, mensterilkan atau mengangkat organ reproduksi kucing, mengontrol jumlah kucing, atau merekomendasikan adopter.
“Rata-rata memang masih ada yang satu, empat atau lima orang di satu pasar. Jadi kami masih butuh banyak sukarelawan. Mungkin ada yang berminat. Sesenggangnya saja, tiap hari beda orang. Tergantung sukarelawannya. Kalau sudah banyak bisa bergantian. Apalagi kalau ada yang adopsi juga bisa, kebetulan sukarelawan kami sudah banyak yang senior atau ibu-ibu, yang muda paling beberapa saja,” katanya.
Tak jarang sukarelawan menemui kucing yang sekarat saat melakukan street feeding. “Ada kucing yang kulit dan rambutnya habis karena tersiram air panas. Itu kami rawat sampai sembuh dan akhirnya bisa normal kembali. Lalu ada yang tertabrak, dipukul, macam-macam. Setiap pekan selalu ada seperti itu,” ucap dia.
Komunitas juga bisa mensterilkan dua ekor kucing pasar per hari dan 68 ekor kucing pasar per bulan. Kucing pasar yang disterilkan diberi tanda pada bagian telinga (eartrip) guna mencegah sterilisasi dilakukan dua kali atau untuk memudahkan pencarian. Hal ini penting untuk mengendalikan laju perkembangan kucing di pasar.
Soal pembiayaan, 60 persen biaya operasional Komunitas Peduli Kucing Pasar berasal dari dana pribadi atau iuran para anggota, sisanya adalah donasi. Mereka juga bekerja sama dengan pet shop, klinik atau dokter hewan untuk mendapat potongan harga saat membeli makanan kucing, perawatan dan lainnya.
“Memang tidak mencukupi kalau dari donasi saja, setiap hari saja hampir 500 kucing pasar yang kami kasih makan. Bahkan masih bisa lebih. Kami buka donasi juga lewat Instagram @pedulikucingpasar kalau ada yang mau donasi,” ujar dia.
Andre juga berpesan kepada masyarakat yang tidak suka atau kadang kewalahan mengurus kucing agar tidak membuang binatang tersebut. Pemilik wajib bertanggung jawab terhadap keberlangsungan hidup kucing. Bisa dengan mensterilkan atau mencari pemilik baru dan memastikan kucing benar-benar terawat dengan baik.
“Boleh tidak suka kucing asal tidak menyakiti,” ungkap Andre.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Puncak Arus Mudik Liburan Natal Diprediksi Terjadi pada 24 Desember
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Bencana Hidrometeorologi, Pemkab Gunungkidul Segera Tetapkan Status Siaga
- Prediksi Cuaca BMKG, Seluruh Wilayah DIY Diguyur Hujan Lebat 3 Hari ke Depan
- Liga 1 Besok, PSS Jamu PSBS Biak, Ini Head to Head Kedua Tim
- KPU Bantul Mulai Mendistribusikan Undangan Nyoblos di Pilkada
- KPU Bantul Pastikan Pemilih Tidak Memenuhi Syarat Telah Dicoret dari DPT
Advertisement
Advertisement