Advertisement
Malam Tahun 2022: Kembang Api Dilarang, Pentas Seni Tanpa Penonton
Advertisement
Harianjogja.com, UMBULHARJO – Menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2022, Pemerintah Kota Jogja menyiapkan berbagai pembatasan aktivitas. Menurut Wakil Wali Kota Jogja, Heroe Poerwadi, izin untuk pesta kembang api atau sejenisnya saat pergantian tahun dipastikan tidak ada.
Namun acara berbasis pentas seni dan olahraga dimungkinkan tetap digelar tanpa adanya penonton. “Yang masih dimungkinkan seperti menggelar pameran berbasis ekonomi kreatif atau Usaha Kecil Menengah. Untuk acara pertemuan paling banyak 50 orang. Imbauan yang paling penting kalau tidak ada keperluan penting di rumah saja, artinya tidak perlu ke luar kota,” kata Heroe, Kamis (9/12).
Advertisement
Selama Nataru, destinasi wisata tetap buka dengan pengetatan dan pembatas menggunakan aplikasi Peduli Lindungi serta protokol kesehatan (prokes). Ada kemungkinan juga sistem buka tutup di Malioboro atau ruas jalan apabila terjadi kepadatan. “Tapi tidak akan ada penyekatan, kami memperketat prokes di masing-masing destinasi wisata, hotel, dan restoran,” katanya.
Berharap Kepastian
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY, Deddy Pranowo Eryono mengatakan siap melaksanakan aturan dari pemerintah terkait Nataru, termasuk memperketat prokes di hotel dan restoran. Dia juga telah memberikan anjuran kepada seluruh anggota yang tergabung dalam PHRI DIY untuk mematuhi peraturan.
Di sisi lain, PHRI DIY berharap adanya kepastian aturan selama Nataru. Berkaca dari tahun sebelumnya, aturan sempat berubah menjelang hari libur. Sementara hotel dan restoran sudah menambah sejumlah stok bahan makan, termasuk bahan pendukung prokes seperti handsanitizer dan sabun cuci tangan.
"Kami tahun ini wait and see dulu, bagaimana kepastian pemerintah. Sekarang melonggarkan, tapi nanti dua pekan lagi kami mau melihat. Baru kalau ada kepastian dari pemerintah, itu baru kami belanjakan. Kami butuh kepastian, karena kami akan melaksanakan tanpa kepastian dari pemerintah wisatawan juga akan ragu," kata Deddy.
Dalam satu bulan terakhir, okupansi hotel di DIY pada akhir pekan sekitar 40-60 persen. Pemesanan kamar hotel selama Nataru juga tergolong baik. Meski sempat ada wacana pemberlakuan PPKM Level 3, jumlah pengurangan reservasi belum sampai turun drastis. "Artinya belum banyak yang cancel, masih menunggu aturan pemerintah yang pas," kata Deddy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
ASN Jakarta Boleh Berpoligami Asal Dapat Izin Istri, Komnas Perempuan Ingatkan Soal Ini
Advertisement
Bali Masuk Urutan Dua Wisata Terbaik di Dunia Menurut TripAdvisor
Advertisement
Berita Populer
- Wamendagri Sebut Teras Malioboro seperti Victoria Market Melbourne
- Kecewa Kondisi Lapangan karena Hujan Deras, Pelatih PSS: Stadion Begini Harusnya Jangan Dipakai
- MBG di Kota Jogja Belum Juga Bergulir, DPRD: Pendistribusian Wajib Tepat Waktu
- Makan Bergizi Gratis, Dapur Umum di Kapanewon Sleman Beroperasi Awal Februari
- Ratusan Pekerja Rentan di Sleman Dapat BPJS Ketenagakerjaan
Advertisement
Advertisement