Advertisement

GPK Bertekad Menangkan PPP pada Pemilu 2024

Abdul Hamied Razak
Senin, 13 Desember 2021 - 08:57 WIB
Sunartono
GPK Bertekad Menangkan PPP pada Pemilu 2024 Ketua Umum DPP PPP, Suharso Monoarfa bersama Ketua Umum PPP 2016-2020, Romahurmuziy saat Kegiatan Muktamar II GPK di Hotel Alana Malioboro, Mantrijeron, Jogja, Minggu (12/12). - Ist.

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA--Gerakan Pemuda Ka’bah (GPK) bertekad menjadi lokomotif pemenangan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pada Pemilu 2024 mendatang. Saat ini kepengurusan GPK solid dan berdiri di 34 provinsi.

Ketua Umum PP GPK, Andi Surya Wijaya Ghalib mengatakan GPK telah membentuk kepengurusan di 34 provinsi Indonesia. Perwakilan masing-masing provinsi mengikuti Muktamar II. Ini merupakan Muktamar kedua saat Muktamar pertama digelar pada 15 tahun lalu. GPK sudah membentuk 340 lebih pimpinan cabang di seluruh Indonesia. Sebagian besar sudah menggelar Muswil dan Muscab bahkan sudah terbentuk ke PAC dan Ranting

Advertisement

"GPK sudah menancapkan akar hingga ke tingkat cabang dan ranting untuk mendukung penuh gerak PPP. Kepengurusan kami solid, eksis dan terverifikasi menjadi peserta Muktamar kedua," katanya saat pembukaan Muktamar II GPK yang digelar di Hotel Alana Malioboro, Mantrijeron, Jogja, Minggu (12/12/2021).

Dalam pembukaan yang dihadiri Ketua Umum DPP PPP, Suharso Monoarfa juga Ketua Umum PPP 2016-2020, Romahurmuziy tersebut, Andi mengaku siap untuk bergerak aktif menjadi lokomotif partai dalam upaya pemenangan Pemilu 2024. GPK berkomitmen melanjutkan perjuangan untuk membangun partai dimulai dari anak-anak muda.

Andi akan melanjutkan estafet Ketua Umum GPK periode sebelumnya, Syahrial Agamas dan bertekad memenangkan PPP di Pemilu 2024 mendatang. "Hari ini menjadi tonggak sejarah bagi GPK. Kami akan terus berkomitmen membina generasi muda demi mewujudkan tujuan Indonesia yang berlandaskan Pancasila," katanya.

Ketua Umum DPP PPP, Suharso Monoarfa berharap militansi GPK bisa terus ditingkatkan. Ia berharap GPK Jogja bisa menjadi contoh bagi GPK lainnya di Indonesia. "GPK Jogja selama ini menjadi ikonik yang militansinya bisa menginspirasi GPK lainnya. Kami berharap anak-anak muda seluruh Indonesia bisa mencontoh militansi dari GPK Jogja," kata Suharso kepada awak media.

Disinggung soal dirinya maju dalam pemilihan presiden 2024 mendatang, Suharso menyatakan ia belum memikirkan hal tersebut. "Belum, belum sampai sana lah (capres atau pilpres), fokus utama saat ini yang utama bagaimana mengangkat elektoral partai," kata Suharso.

Ia mengatakan sejumlah hal lebih priorotas yang perlu dibenahi dalam keorganisasian partai daripada berfokus soal pilpres. Khususya keberadaan sayap-sayap partai agar ke depan bisa bergerak optimal mendongkrak suara partai.

Ia menyoroti pengalaman pilpres juga pemilu legislatif 2019 silam. Sayap-sayap partai PPP, tak hanya GPK tapi juga Generasi Muda Pembangunan Indonesia (GMPI) sebenarnya all out dalam kampanye. "Jalanan bisa penuh, semua sayap partai turun tetapi saat pemilihan digelar suaranya tidak banyak," kata Suharso.

Kondisi itu berdampak pada raihan kursi PPP di sejumlah daerah termasuk di DIY. Suharso tak menampik, hilangnya suara partai saat Pemilu 2019 tidak lepas dari konflik panjang internal PPP. Saat itu PPP terbelah akibat muktamar kembar yang melahirkan dua kubu yakni Djan Faridz dan Romahurmuziy.

Oleh karenanya, Ia tidak mau dalam setiap muktamar PPP baik di organisasi sayap atau partai ada konflik, sekecil apapun. Semua harus diselesaikan sebelum muktamar. "Sayap-sayap partai sebagai ujung tombak penggaet suara milenial di akar rumput harus solid. Kalau tidak maka yang salah adalah bapaknya, DPP yang harus dibenahi," kata Suharso.

Ketua DPP PPP Ahmad Baidowi di sela muktamar itu membenarkan, saat ini partainya belum berfokus pada pilpres atau siapa capres yang akan diusung pada 2024 mendatang. "Biasanya pembahasan capres/cawapres seperti itu akan dilakukan setahun sebelum pemilu, berarti tahun 2023 mendatang," kata Baidowi.

Soal sikap partai dalam Pemilu mendatang juga akan diputuskan dalam forum resmi seperti rapat pimpinan nasional atau rapimnas atau muktamar. Meskipun begitu, katanya, kalau ada yang mengusulkan Ketum PPP Suharso Monoarfa masuk dalam bursa capres/cawapres hal itu dinilai wajar dalam dinamika perpolitikan.

"Kalau ada usulan usulan capres/cawapres sekarang itu hanya dinamika internal saja. Kami tentu akan memutuskan dalam forum resmi nanti," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

KPK Bidik LHKPN 2 Pejabat Pemilik Kripto Miliaran Rupiah

News
| Rabu, 24 April 2024, 01:17 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement