Advertisement

Cerita Korban Kecelakaan Bus di Mangunan: Saya Terlempar Keluar

Ujang Hasanudin
Senin, 07 Februari 2022 - 12:27 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
Cerita Korban Kecelakaan Bus di Mangunan: Saya Terlempar Keluar Salah satu korban selamat bus Santosa Abadi saat menjalani perawatan di PKU Muhammadiyah Bantul, Senin (7/2/2022) - Harian Jogja/Ujang Hasanudin

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL-Kecelakaan maut yang terjadi di Jalan Mangunan-Imogiri Bantul menyebabkan 13 korban meninggal dunia dan 34 korban luka-luka.  Salah satu korban luka yang sempat terlempar dari dalam bus adalah Danarto, 38.
Warga Pundungsari RT03 RW02,  Mranggen,  Pulokerto,  Sukoharjo,  Jawa Tengah itu duduk tepat di samping sopir melalui kursi tambahan.  Saat kecekakaan dia mengetahui langsung bagaimana detik-detik bus menabrak tebing arau Bukit Bego.  
"Waktu benturan saya terlempar dari bus,  masuk selokan," katanya saat ditemui di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul,  Senin (7/2/2022) pagi.  Dalam kondisi luka bagian kepala,  kaki,  tangan dan punggung,  Danarto masih bisa merayap mencari kedua anaknya di dalam mobil.  
Dalam kondisi darah bercucuran,  Danarto akhirnya menemukan kedua anaknya Elsa Ramadani, 12, dan Aliya Dwi Oktavia, 7. Kemudian dia mencari istrinya yang duduk di bangku kedua atau tepat belakang sopir.  Ternyata Istrinya Sri Rahayu,  35 sudah berada di luar bus, "Istri saya terlempar juga keluar bus," ungkap Danarto. 
Menurut Danarto,  dalam bus pariwisata AD 1507 EH tersebut ada 47 penumpang termasuk sopir dan kernet.  Rombongan Family Gathering dari perusahaan konveksi di Sukoharjo,  Jawa Tengah tersebut berangkat dari Sukoharjo pukul 07.00 WIB. 
Awalnya tujuan wisata ke tiga lokasi,  yakni Malioboro,  Puncak Becici,  dan Pantai Parangtritis.  Namun karena Maliobori tutup,  tidak ada PKL sehingga tujuan wisata diubah ke Tebing Breksi Sleman, kemudian ke Puncak Becici. Lalu hendak ke Pantai Parangtritis. 
Ia mengatakan saat naik di Tebing Breksi dan Puncak Becici,  bus sudah mengalami masalah.  Bahkan setelah dari Puncak Becici di Jalan Mangunan pas jalan menanjak bus sempat tidak kuat menanjak dan mesin mati.  Akhirnya di tengah tanjakan penumpang turun semua.  Mesin bus kembali menyala dan naik ke atas kemudian penumpang kembali masuk bus dan melanjutkan perjalanan. 
Menurut penjelasan sopir, kata Danarto,  bus mengalami masalah pada filter kotor sehingga sopir meminta penumpang untuk tidak panik.  Setelah itu lanjut perjalanan di Jalan Mangunan-Imogiri.  Sampai jalan menurun awalnya bus melaju biasa.  Namun di tikungan Bukit Bego,  sopir terlihat panik dan memainkan persneling,  setelah itu laju bus sudah oleng ke kanan dan ke kiri.
"Bus melaju sampai kencang diduga remnya blong,  kemudian bruk menabrak tebing," katanya.  Saat jalan menurun posisi persneling di posisi tiga. Menurutnya sopir bus membanting setir ke kanan karena di depannya ada truk pengangkut pasir.  
Sri Rahayu,  istri Danarto mengungkapkan,  sebelum menabrak tebing suasana penumpang sudah panik dan berteriak memuji nama Tuhan, "Sopir engga bilang apa-apa.  Tapi penumpang pada teriak Allahuakbar Alahuakbar setelah itu bruk langsung menabrak tebing," ungkap Sru Rahayu. "Saya ikut terlempar ke luar bu," katanya.
Sampai berita ini ditulis keluarga Danarto yang terdiri dari istri,  dua anak,  dan satu mertua masih menjalani perawatan di PKU Muhammadiyah Bantul, "Luka yang paling parah mertua saya tulang tangan patah," tambah Danarto. 
Kasatlantas Polres Bantul, AKP Gunawan mengatakan jumlah korban meninggal sampai Senin (7/2/2022) pagi 13 orang.  Lainnya masih dalam perawatan, "Ada juga yang sudah pulang karena luka ringan," ujar Gunawan.
Begini Kondisi Korban Luka 
Manajer Humas Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul,  Wayu Priyono mengatakan total korban kecelakaan bus Santosa Abadi di Jalan Mangunan-Imigiri,  Bantul ada 16 orang.  Dari jumlah tersebut enam di antaranya meninggal dunia dan sudah diantar pulang pada Minggu malam.  Salah satu dari lima yang meninggal dunia adalah sopir bus. 
Sementara yang masih dalam perawatan ada 11 orang termasuk anak-anak, "Katagori luka sedang dan ringan.  Sekarang masih dalam penegakan diagnosa.  Yang luka kondisi sedang itu ada yang tulangnya keluar dari persendian," ujar Wahyu. 
Humas RSUD Panembahan Senopati Bantul,  Sri Rahayuningsih saat dihubungi Senin (7/2/2022) pagi mengatakan total korban kecelakaan bus Santosa Abadi yang masuk ke RSUD Panembahan Senopati sebanyak 21 orang.  Dari jumlah tersebut tujuh orang meninggal dunia, tujuh luka ringan. Sisanya luka berat dan masih dalam perawatan intensip. 
"Posisi yang dirawat sekarang tinggal enam orang.  Yang satu dirujuk ke RS Bethesda sehingga di RSUD Panembahan Senopati tinggal lima orang," kata Sri Rahayuningsih.  
Dari lima orang yang dirawat,  kata dia,  suspect Covid-19 dan perawaran sudah dipindah ke ruang khusus sesuai prosedur penanganan rumah sakit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Aniaya Wartawan, Danlanal Ternate Copot Komandan Pos Lanal Hasel

News
| Jum'at, 29 Maret 2024, 13:27 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement