Advertisement
Mendung Tanpo Udan Kini Ada Versi Novelnya

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA--Pencipta lagu Mendung Tanpo Udan, Kukuh Prasetyo Kudamai, menyajikan karyanya dalam bentuk buku. Karya hasil kolaborasi ini menjadi penutup tema Mendung dan Udan yang dia garap sejak awal tahun 2021.
Lagu Mendung Tanpo Udan sudah rilis sejak Februari tahun lalu. "Bulan ini genap setahun, enam lagu. Dan novel ini menjadi penutup karya saya dengan tema Mendung dan Udan. Di buku tersebut, juga disertakan lagu-lagu karya saya, yang dua di antaranya belum publish. Jadi kalau mau dengar dua serial Mendung Tanpo Udan yang terakhir, silakan dapatkan CD-nya dalam buku ini,” kata Kukuh dalam keterangan tertulisnya, Rabu (9/2/2022).
Advertisement
Penulis buku Mendung Tanpo Udan, Fairuzul Mumtaz mengatakan apabila cerita buku ini berawal dari pertanyaan, bagaimana cinta dapat membuat seseorang keras kepala dan bertahan bersama pasangannya meski konflik dan pertengkaran silih berganti. Pertanyaan ini representasi dari lagu Mendung Tanpo Udan.
Fairuzul mengatakan apabila lagu-lagu Kukuh seperti fragmen-fragmen yang terputus tetapi terakit oleh satu tema. Setiap lagu berdiri sendiri dan memiliki ceritanya masing-masing. Sehingga tidak harus mendengarkan secara serial.
"Tetapi kalau mau mendengarkan kisah panjangnya, ya harus didengarkan semua. Tetapi yang namanya fragmen, selalu ada kisah-kisah yang hilang, detail-detail ceritanya tidak ditampilkan. Nah, di situlah novel itu hadir memberikan alasan-alasan atau argumentasi atas berbagi sikap Mendung dan Udan menghadapi hubugan mereka sendiri,” kata Fairuzul.
BACA JUGA: Ganjar Pranowo Datang ke Wadas, yang Menyambut Warga Pendukung Tambang
Dalam cerita versi buku, Mendung adalah tokoh utama perempuan, dan Udan lelakinya. Keduanya terlibat kisah cinta yang keras kepala. Konflik-konflik yang mereka hadapi berkelindan dengan kondisi saat ini, termasuk cara keduanya menghadapi pandemi Covid-19 yang panjang.
Novel setebal 226 halaman ini tidak hanya berisi kisah cinta, tetapi juga perenungan hidup, kritik sosial, politik, dan budaya. “Jadi di dalamnya sangat kompleks. Tokoh Mendung dan Udan menjadi juru bicara untuk menyampaikan kritik-kritik itu,” katanya.
Manajer Kukuh Prasetyo Kudamai, Ari Prabowo mengatakan tema Mendung dan Udan harus ditutup untuk menghindari kejenuhan. Namun tak menutup kemungkinan akan hadir dari genre seni yang berbeda.
Dua judul lagu terakhir yang belum dipublikasikan adalah Udane Ora Roto dan Terang. Kalau hari ini ada novel, tidak lama lagi akan muncul pertunjukan teaternya. "Kami sedang mencari produser untuk memproduksi filmnya. Semoga tahun ini. Kami mohon doanya,” kata Ari.
Novel Mendung Tanpo Udan akan diluncurkan pada tanggal 16 Februari 2022 di The Ratan, Panggungharjo, Sewon, Bantul. Untuk bisa mendapatkan novel ini, masyarakat bisa menghubungi @radiobuku dan @warungarsip.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Tidak Dapat Murid Baru, 10 SD di Gunungkidul Tak Langsung Ditutup
- Operasi Patuh Progo di Jogja Segera Dimulai, Ini Sasaran Pelanggaran yang Ditindak
- Baru Diluncurkan, Koperasi Desa Merah Putih Sinduadi Dapat Ratusan Pesanan Sembako
- DIY Bakal Bentuk Sekber Penyelenggara Haji-Umroh, Upayakan Direct Flight dari Jogja ke Makkah
- Sasar 2 Terminal di Gunungkidul, Kegiatan Jumat Bersih Jangan Hanya Seremonial Semata
Advertisement
Advertisement