Puluhan Warga Wadas Ditangkapi Polisi, Warga Bersolidaritas Menggeruduk Kantor BBWS di Sleman
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN-Merespons kekerasan dan penangkapan yang dilakukan oleh polisi kepada warga Wadas, Purworejo, Jawa Tengah, Selasa (8/2/2022), ratusan masa yang tergabung dalam Aliansi Solidaritas untuk Wadas mendatangi Polda DIY dan kantor Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu-Opak, Rabu (9/2/2022).
Kepala Divisi Penelitian LBH Yogyakarta Era Hareva, yang juga tergabung dalam Aliansi Solidaritas, menjelaskan sampai siang hari ini sudah ada sekitar 60 lebih orang yang masih berada di Polres Purworejo. "Bahkan hari ini ada tiga orang yang itu statusnya naik ke dalam tahap penyidikan meskipun tahapnya masih sebagai saksi," ujarnya.
Advertisement
Tuntutan dari aksi ini kata dia, merupakan aksi solidaritas yang itu mengimbau kepada kepolisian untuk menghentikan ataupun tidak lagi melakukan segala cara-cara yang represif kepada warga. "Dilanjutkan ke BBWSO dan tuntutannya adalah untuk meminta agar BBWSO menghentikan proses pematokan lahan di desa Wadas," katanya.
BACA JUGA: Temui Warga Wadas, Ganjar Pranowo Bicara soal Ganti Rugi Tambang Material untuk Proyek Bendungan
Masa aksi mulai memadati depan kantor Polda DIY di ringroad utara, Kalurahan Condongcatur, Kapanewon Depok, sekira pukul 11.30 WIB. Meski ada penjagaan, tidak ada perwakilan Polda DIY yang menemui masa aksi. Mereka kemudian melanjutkan aksi ke BBWS Serayu-Opak sekira pukul 13.00 WIB.
Aksi di Polda DIY ini menjadi simbolik untuk mengingatkan kembali kepada aparat kepolisian untuk tidak melakukan tindakan yang represif. Ia juga mengungkapkan akun instagram LBH Yogyakarta belum bisa diakses dari Selasa (8/2/2022) malam. Meski demikian ia belum bisa memastikan keterkairannya dengan kasus Wadas.
Adapun terkait dugaan gangguan jaringan internet di Wadas, saat ini menurutnya sudah kembali berjalan normal. "Seperti sudah mulai normal untuk akses internetnya," katanya.
Tiga warga yang ditangkap dan masuk proses penyidikan kata dia, satu orang itu ditangkap pada saat sedang sarapan, satu orang ditangkap saat sedang berada di rumah dan satu orang lagi ditangkap saat sedang berziarah di makam.
Selain menangkapi warga, polisi juga menghalang-halangi peliputan media saat kejadian di Wadas. Wartawan Sorot.co, Mahestya Andi, mengatakan ia didatangi polisi berbaju preman dan diminta untuk menghapus video karyanya yang memperlihatkan kekerasan aparat.
Ia menceritakan ia sampai ditarik kerah bajunya, dibawa kebelakang, dan dikelilingi empat orang, yang meminta videonya dihapus. Beruntung wartawan lain termasuk dari Kompas datang dan menyelamatkannya.
"Dia [polisi] mau pegang hp saya, terus saya bilang tak pegang saya, kalau mau lihat tak slide-kan. Posisi saya berangkat liputian sudah pakai seragam PWI [Persatuan Wartawan Indonesia], name tag, komplit lah liputan normal," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
BPJS Ketenagakerjaan Tingkatkan Sinergi PLKK untuk Pelayanan Kecelakaan Kerja yang Lebih Cepat
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Pemkab Bantul Kembali Bagikan 250 Pompa Air Berbahan Bakar Gas ke Petani
- KPH Yudanegara Minta Paguyuban Dukuh Bantul Menjaga Netralitas di Pilkada 2024
- Mendorong Pilkada yang Inklusif dan Ramah Difabel
- Terbukti Langgar Netralitas, Seorang ASN di Bantul Dilaporkan ke BKN
- KPU Sleman Targetkan Distribusi Logistik Pilkada Selesai dalam 2 Hari
Advertisement
Advertisement