Advertisement
Gawat! Minyak Goreng Rp14.000 Sulit Ditemukan di Pasaran

Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Kebijakan satu harga minyak goreng dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp14.000 per liter masih belum efektif. Pasalnya, sejumlah warga mengaku kesulitan mendapatkan harga jual ini.
Salah satunya dikeluhkan oleh pemilik warung makan di Sumbergiri, Kapanewon Ponjong, Amalia Damayanti. Ia mengaku, sejak ditetapkan satu harga mulai 1 Februari lalu, baru sekali mendapatkan minyak goreng seharga Rp14.000 per liter. Selebihnya, ia membeli di atas HET. “Contohnya kemarin malam [Kamis 10/2/2022] membeli dengan harga Rp16.250 per liternya,” kata Amalia, Jumat (11/2).
Advertisement
Dia menjelaskan, sudah ke beberapa warung hingga toko modern, namun stok minyak tidak ada. “Ya mau bagaimana lagi. Daripada tidak jualan, makanya tetap beli walau harganya belum seperti yang diatur oleh Pemerintah,” katanya.
Hal tak jauh berbeda diungkapkan oleh Heri Susanto, salah seorang warga di Kaluraha Wonosari, Wonosari. Ia mengakui di pasaran sulit mendapatkan harga minyak yang sesuai HET. “Kalau pun ada, pastinya harga di atas Rp14.000 per liter,” katanya.
Meski demikian, Heri tidak menampik tetap berusaha mencari minyak sesuai dengan HET. Salah satunya dengan berkeliling ke toko berjejaring di wilayah Wonosari. “Masih bisa dapat. Tapi, datangnya sehabis Shalat Shubuh atau sekitar pukul 04.30 WIB ke toko berjejaring dan belinya dibatasi dua liter saja,” katanya.
Baca juga: Pedagang Sembako Sleman Keluhkan Subsidi Minyak Goreng Tak Merata
Kepala Seksi Distribusi, Bidang Perdagangan, Dinas Perdagangan Gunungkidul, Sigit Haryanto mengatakan, ada perbedaan harga jual di toko modern dan pasar tradisional. Berdasarkan pemantauan yang ada harga jual di pasar lebh tinggi ketimbang di toko berjejaring.
Sebagai contoh, sambung dia, ada pedagang yang menjual retang harga Rp15.000-17.000 per liternya. Sedangkan untuk toko berjejaring sudah kompak menjual seharga Rp14.000 per liter, meski stok yang dimiliki masih terbatas.
“Kalau melihat kondisi pasar, memang kebijakan satu harga belum berlaku efektif hingga sekarang,” katanya.
Sigit mengungkapkan, upaya stabilisasi harga sudah dilakukan. Salah satunya dengan menggelar operasi pasar sebanyak 4.250 liter minyak goreng. “Operasi pasar sudah, tapi harganya masih ada yang jual di atas HET. Tugas kami hanya memantau harga, kemudian dilaporkan ke Pemerintah DIY dan Kementerian Perdagangan,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Diduga Ditembak, Kepala Keamanan Dewan Kepresidenan Libya Abdul Ghani Tewas di Tripoli
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Pemkab Sleman Blacklist Kontraktor Proyek Pembangunan Gedung SMPN 2 Mlati
- Ini Ketentuan SPMB DIY 2025 Jalur Domisili Pengganti Zonasi, KK Famili Lain Tak Bisa Daftar Sekolah Terdekat
- Kasus Perusahaan Tahan Ijazah Karyawan Terjadi di Bantul, Dinas Upayakan Mediasi
- 5 Warga Sleman Gagal Berangkat Haji di 2025, Ini Penyebabnya
- Pungutan Liar oleh Petugas Rutan Kelas II A Jogja, Kepala Kanwil Ditjenpas DIY: Pelaku Ditindak Tegas
Advertisement