Advertisement

Misuh dengan Kata Bajingan, Sontoloyo, dan Bajigur? Pahami Dulu Artinya!

Bernadheta Dian Saraswati
Jum'at, 18 Februari 2022 - 15:27 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
Misuh dengan Kata Bajingan, Sontoloyo, dan Bajigur? Pahami Dulu Artinya! Festival Gerobak Sapi yang digelar di Lapangan Pokoh, Desa Wedomartani, Kecamatan Ngemplak, Sabtu (20/10 - 2018).Ist

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA-Dalam percakapan sehari-hari khususnya di Jogja, kita masih sering mendengar ucapan bernada misuh alias mengumpat. Kata-kata yang digunakan sangat kasar sehingga bisa melukai hati orang lain.

Orang yang misuh biasanya berawal dari perasaaan tidak suka kepada seseorang atau ada rasa ketidakcocokan berpikir. Ucapan yang mengandung makna pedas dan menyakitkan kerap kali keluar dari mulut secara disengaja maupun tidak disengaja.

Advertisement

Jogja sendiri memiliki banyak kata umpatan yang masih sering diucapkan kebanyakan orang. Seperti bajingan, sontoloyo, bajigur, hingga asu. Kata-kata itu sering dilontarkan untuk memaki orang yang dinilai memiliki perangai buruk.

Namun apakah kita sudah mengetahui makna yang sebenarnya dari kata umpatan atau pisuhan itu?

Berikut ini makna sebenarnya dari beberapa kata umpatan yang biasa diucapkan orang-orang Jogja:

1. Bajingan

Bajingan merupakan sebutan untuk profesi pengendali atau pengemudi gerobak sapi. "Zaman dahulu kendaraan rakyat untuk mengangkut hasil bumi umumnya mengunakan gerobak atau pedati yang ditarik oleh sapi yang ada khususnya di Pulau Jawa. Seseorang yang menjadi pengendali gerobak sapi dinamakan bajingan," tulis akun Instagram Paniradya Kaistimewaan @paniradyakaistimewaan dikutip Harianjogja.com.

Jasa para bajingan juga digunakan oleh lurah, bekel atau bupati untuk mengangkut pajak hasil bumi. Keberadaannya sangat diandalkan karena bisa mengantarkan orang dan barang ke tempat tujuan.

Namun tidak jarang pula mereka tak kunjung datang karena harus mengantar orang yang lebih dulu menggunakan jasanya. Kedatangan dengan waktu yang tidak tentu ini membuat calon penumpang yang sudah menunggu lama terpaksa berjalan kaki. Rasa tidak puas pun muncul dengan kalimat “Bajingan suwe tenan tekane” yang artinya Bajingan lama sekali datangnya. Lambat laun, kalimat yang biasa ini berkembang menjadi umpatan yang masih bertahan hingga sekarang.

2. Sontoloyo

Di Jogja dan Jawa Tengah, umpatan sontoloyo justru memiliki makna yang terpuji. Sebab, sontoloyo adalah sebutan bagi penggembala bebek atau disebut juga tukang angon.

"Seorang sontoloyo biasanya menggembala beratus ekor bebek dengan cara berpindah mengikuti musim panen padi di daerah pesawahan untuk menggembalakan bebeknya," tulis @paniradyakaistimewaan.

Sontoloyo ini punya peranan penting agar ratusan bebek yang digembalakan tetap berada di satu tempat dan tidak berpencar. Biasanya sontoloyo melengkapi diri dengan tongkat panjang yang berfungsi menghalau bebek yang akan pergi ke arah lain.

Namun, sontoloyo di zaman sekarang mengalami pergeseran makna menjadi kata umpatan atau makian. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sontoloyo adalah makian dan kata cakapan yang bermakna bodoh, konyol, atau tidak beres.

3. Bajigur

Bajigur bisa diartikan sebagai turunan dari umpatan bajingan. Nadanya terkesan lebih halus namun sebenarnya tetap memiliki makna yang kasar untuk memaki seseorang. Selain bajigur sebagai bentuk halus bajingan, orang Jogja juga ada yang menggunakan umpatan bajirut dan bajindal.

Bajigur sendiri sebenarnya adalah minuman khas dari Jawa Barat. Wedang bajigur namanya. Terbuat dari santan kelapa yang dimasak dengan jahe, daun pandan dan gula merah.

Itulah tiga makna kata umpatan yang selama ini sering kita dengar. Meski sudah tahu arti yang sebenarnya, tetap jangan mudah mengumpat ya! Tetap jaga perasaan orang lain!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Patahan Pemicu Gempa Membentang dari Jawa Tengah hingga Jawa Timur, BRIN: Di Dekat Kota-Kota Besar

News
| Kamis, 28 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement