Advertisement
Luas Tanaman Padi di Gunungkidul Menurun Drastis
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul memprediksi area penanaman padi di musim tanam kedua akan menurun drastis.
BACA JUGA: Korban Robot Trading Fahrenheit, Warga Bantul Kehilangan Rp825 Juta dalam Sekejap
Advertisement
Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Sustiwingsih, mengatakan panen raya sudah berlalu dan petani mulai untuk masa tanam kedua. Berbeda dengan masa tanam pertama yang didominasi padi, di musim tanam ini komoditas akan lebih variatif.
Sebagai dampaknya, luas tanam padi di Gunungkidul menyusut drastis. Di masa tanam pertama mencapai 56.624 hektare, di masa tanam kedua hanya sekitar 7.000 hektare.
Menurut dia, penurunan ini terjadi karena kondisi geografis di Gunungkidul yang mayoritas merupakan lahan tadah hujan. Di masa tanam kedua, tanaman seperti jagung, kacang tanah hingga kedelai lebih banyak dikarenakan curah hujan mulai menurun.
“Yang paling banyak, lahan akan ditanami kacang tanah. Sedangkan padi hanya menyasar lahan yang memiliki salurah irigasi,” katanya, Minggu (13/3/2022).
Sustiwiningsih mengungkapkan, sudah memiliki peta tanam di Gunungkidul. di daerah selatan paling banyak ditanami kacang tanah. Di area tengah dan utara yang ditanam mulai dari jagung, kedelai hingga kacang tanah.
Menurut dia, hasil panen di masa tanam pertama berjalan dengan baik. Pasalnya, dari lahan seluas 56.624 hektare mampu menghasilkan 301.160,97 ton gabah kering giling.
BACA JUGA: Erupsi Merapi Tak Berpengaruh, Wisata Sekitar Lereng Gunung Tetap Ramai
“Rata-rata produksi per hektare 5,319 ton gabah kering giling. Mudah-mudahan di masa tanam berikutnya hasil produksi pertanian juga berjalan dengan bagus,” katanya.
Salah seorang petani di Kalurahan Bulurejo, Semin, Sunarto, mengatakan di masa tanam kedua masih menanam padi. Hal ini dikarenakan area sawah yang dimiliki masih memiliki cadangan air sehingga tidak ada masalah untuk pemeliharaan. “Ada cadangannya. Jadi, kalau hujan berhenti masih ada yang dimanfaatkan untuk pemeliharaan,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Kota Isfahan Bukan Hanya Pusat Nuklir Iran tetapi juga Situs Warisan Budaya Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Tidak Berizin, Satpol PP Jogja Menyegel Empat Reklame Papan Nama Toko
- Duh, Desentralisasi Sampah DIY Mundur Lagi Menjadi Mei 2024
- Jadwal Terbaru! KRL Jogja-Solo Sabtu 20 April 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu dan Lempuyangan
- Terus Jajaki Sejumlah Parpol jelang Pilkada 2024, Heroe Poerwadi Sebut Kantongi Nama Wakil
- Pemkot Jogja Bakal Tambah Kapasitas TPS 3R
Advertisement
Advertisement