Advertisement
Produktivitas Padi Masa Tanam Kedua di Gunungkidul Capai 7,1 Ton Per Hektare

Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul mengklaim produktivitas padi masa tanam kedua meningkat ketimbang hasil panen di masa tanam pertama di 2025. Adapun nilai produktivitas itu mencapai tujuh ton per hektar hasil dari pengubinan.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Rismiyadi mengatakan, panen raya padi di masa tanam kedua sudah terlaksana sejak akhir Mei 2025. Diperkirakan masa panen ini berlangsung hingga akhir Juli mendatang.
Advertisement
“Untuk luas tanam di musim tanam kedua mencapai 11.170 hektare,” kata Rismiyadi, Kamis (19/6/2025).
BACA JUGA: Bonsai Jadi Potensi Daya Tarik Wisata Gunungkidul
Dia menjelaskan, dari hasil pengubinan diketahui tingkat produktivitas juga meningkat. Di masa tanam pertama, produktivitas hanya mencapai 5,436 ton, sedangkan di musim panen kedua menembus 7,1 ton gabah kering giling.
“Ada peningkatan produksi padi yang dihasilkan di musim tanam kedua,” katanya.
Rismiyadi berpendapat, naiknya produktivitas padi tidak lepas dari kondisi cuaca yang relatif baik sehingga pemeliharaan maupun serangan hama dapat dikendalikan. Di sisi lain, kenaikan juga disebabkan karena lahan yang ditanami merupakan sawah dan memiliki produktivitas yang lebih baik ketimbang ladang tadah hujan.
Di musim tanam kedua terjadi penyusutan luas lahan, karena area yang ditanam didominasi lahan sawah. Adapun untuk lokasi ladang tadah hujan hanya ditanami sekali pada saat awal musim hujan dan berikutnya berganti komoditas pangan lainnya.
“Jadi lahan sawah produktivitasnya tinggi dan di masa tanam kedua penanaman dilakukan di sawah. Berbeda saat masa tanam pertama ada kombinasi sawah dengan ladang tadah hujan sehingga berpengaruh terhadap produktivitas,” katanya.
Sekretaris Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Raharjo Yuwono menambahkan, dinas terus berupaya meningkatkan produktivitas padi. Namun, hasilnya masih fluktuatif karena sebagai contoh di 2020 produksinya menembus 290.619 ton gabah kering giling.
Setahun berikutnya menjadi 301.160,97 ton. Di 2022 produktivitas terus naik menembus 301.356 ton dan 2023 mencapai 306.415 ton gabah kering giling. Namun, di tahun lalu, produksinya menurun karena hanya mencapai 269.841 ton gabah kering giling.
Menurut dia, penurunan terjadi di 2024 karena terjadi anomaly cuaca. Tahun lalu terjadi perubahan cuaca disebabkan kemarau panjang. Sebagai dampaknya, hujan yang datang mundur dari biasanya, sedangkan durasinya juga lebih pendek dari tahun-tahun sebelumnya.
“Kalau hasil panen di masa tanam pertama tahun ini bagus karena ditopang sejumlah faktor. Selain cuaca yang tergolong bagus, serangan hama terhadap tanaman padi juga dapat ditanggulangi dengan baik,” kata Raharjo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Destinasi Wisata Puncak Sosok Bantul Kini Dilengkapi Balkon KAI
Advertisement
Berita Populer
- Sebuah Rumah di Semin Gunungkidul Ludes Terbakar, Kerugian Mencapai Rp100 Juta
- Sultan HB X Melantik Penjabat Sekda DIY Aria Nugrahadi
- Siswa SMP Kota Jogja yang Tidak Lolos Jalur Prestasi Buru-Buru Beralih ke Jalur Lain
- Dua Rumah di Sedayu Bantul Dibobol Maling dalam Satu Hari, Kerugian Rp30 Juta
- Linimasa Parade Teater TBY 2025 Tampilkan 3 Kelompok, Angkat Persoalan Tanah
Advertisement
Advertisement