Advertisement
Wisata Bantul Terdampak Cuaca Ekstrem, Dispar Minta Waspada
Wisatawan berkemah di tepi sungai di kawasan Potrobayan. - Twitter @Potrobayan
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Sejumlah destinasi wisata di Bantul sempat terdampak cuaca ekstrem awal November, meski kini telah kembali beroperasi. Dispar mengimbau pengelola tetap waspada terhadap potensi banjir dan longsor.
Hal itu disampaikan Kepala Seksi Promosi dan Pelayanan Informasi Dinas Pariwisata (Dispar) Bantul, Markus Purnomo Adi.
Advertisement
Meski demikian, Markus memastikan seluruh destinasi yang sempat terpengaruh kini telah kembali beroperasi.
Markus, yang akrab disapa Ipung, menjelaskan bahwa tidak ada lokasi wisata yang mengalami kerusakan, hanya saja beberapa sempat ditutup sementara karena kondisi air sungai yang meningkat.
BACA JUGA
“Sampai saat ini belum ada kerusakan. Cuma sempat tutup. Yang di Potrobayan itu sempat tutup satu atau dua hari,” ujarnya, Rabu (19/11/2025).
Lokasi yang dimaksud adalah Potrobayan River Camp yang berada di kawasan Bundong. Penutupan dilakukan akibat banjir yang melanda area tersebut.
Selain Potrobayan, kawasan wisata Mangrove Baros juga sempat terdampak karena air pasang.
“Di Mangrove Baros itu juga sempat naik, walaupun tidak ditutup. Artinya pengunjung tidak bisa menikmati savana perumputannya,” jelas Markus.
Ia menyebut sejumlah titik wisata bantaran sungai dan kawasan perbukitan menjadi lokasi yang paling rawan saat musim hujan. Di sepanjang tepi Sungai Opak dan Progo, terdapat beberapa destinasi seperti Pasar Kebon Pring, Gerbang Banyulangit, serta beberapa titik lain yang sedang didata.
Sementara di wilayah selatan, potensi risiko juga terdapat di kawasan Pantai Pelangi hingga Parangtritis, termasuk area Laguna Pandansimo dan Progo.
“Yang terutama di daerah Mangunan karena kondisi lokasinya yang berbukit juga harus waspada,” katanya.
Markus menekankan pentingnya komunikasi antarpengelola destinasi, terutama yang berada di pinggir sungai. Ia mencontohkan Pasar Kebon Pring yang perlu berkoordinasi dengan pengelola di bagian utara untuk mengetahui kondisi di hulu jika terjadi hujan deras.
“Itu tetap harus komunikasi. Artinya, kondisi di atas seperti apa supaya bisa persiapan,” ujarnya.
Selain itu, ia mengimbau agar pengelola destinasi juga memeriksa kondisi pepohonan di area wisata, terutama di wilayah Mangunan yang dipenuhi pohon besar. Pohon-pohon tua atau lapuk perlu mendapat perhatian dan tindakan pemangkasan bila diperlukan. Markus juga menekankan pentingnya jalur evakuasi yang jelas agar wisatawan tidak kebingungan saat terjadi keadaan darurat.
Peran Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) disebut sangat penting dalam pemantauan kondisi lapangan.
“Pokdarwis memang harus aktif bareng-bareng dengan anggotanya untuk mengecek kondisi-kondisi yang ada di sekitarnya,” katanya.
Terkait dua destinasi yang terdampak, Markus memastikan tidak ada kerusakan berarti. “Nggak, cuma terdampak saja, artinya harus tutup seperti itu di Potrobayan, kemudian ada sampah,” ujarnya. Penutupan Potrobayan River Camp berlangsung sekitar dua hari satu malam, diperkirakan terjadi pada awal November lalu.
Dispar Bantul meminta seluruh pengelola wisata tetap meningkatkan kewaspadaan, mengingat cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi dalam beberapa waktu ke depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Feri Korea Selatan Kandas Dekat Jindo, Evakuasi Besar Digelar
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Hudono Kembali Terpilih Jadi Ketua PWI DIY Periode 2025-2030
- Ojol DIY Beri Pesan Damai Jelang Aksi Nasional di Jakarta
- Curi Laptop untuk Bayar Utang, Mahasiswa di Gamping Ditangkap
- Prabowo Resmikan Jembatan Kabanaran di Kulonprogo, Ini Keistimewaannya
- Kasus Korupsi Bohol Gunungkidul Segera Disidang, Dua Tersangka Ditahan
Advertisement
Advertisement




