Advertisement
Hasil Panen Capai 85% dari Target, Gunungkidul Diyakini Bakal Surplus Beras

Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul menyakini target 290.000 ton gabah kering giling di tahun ini bisa terlampaui. Pasalnya, hingga musim panen pertama berakhir sudah tercapai 269.841 ton gabah kering giling.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Rismiyadi mengatakan, hasil panen di musim pertama yang berlangsung mulai Januari-April berjalan dengan baik. Adapun hasilnya diperoleh panen seberat 269.841 ton gabah kering giling.
Advertisement
Capaian ini sudah memenuhi 85% target hasil panen sepanjang 2025. Oleh karena itu, Rismiyadi optimistis akan kembali meraih surplus beras di tahun ini, sama seperti dengan periode sebelumnya.
“Kurang 15% lagi, maka bisa memenuhi target panen di tahun ini. kami yakin bisa terpenuhi karena panen di Gunungkidul bisa sampai tiga kali,” katanya, Minggu (8/6/2025).
BACA JUGA: Hasil Panen Pertama di Gunungkidul Menggembirakan
Meski demikian, Rismiyadi mengakui tidak semua lokasi bisa panen padi. Pasalnya, di masa tanam kedua dan ketiga, tidak semua lahan dapat ditanami padi karena fokus budidaya berada di area yang berkecukupan air.
“Kalau untuk lokasi sawah tadah hujan, bisa digunakan untuk menanam komoditas pangan lainnya,” katanya.
Keyakinan bisa meraih surplus beras juga tidak lepas dari luas lahah baku sawah yang mencapai 26.854 hektare. Di sisi lain, hasil panen di musim pertama juga bagus karena ada peningkatan produktivitas dibandingkan dengan panen di 2024.
“Tahun lalu, rata-rata produksi mencapai 4,858 ton per hektare, sedangkan di tahun ini mencapai 5,436 ton per hektare,” katanya.
Sekretaris Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Raharjo Yuwono mengatakan, terus berupaya meningkatkan produktivitas padi. Namun, hasilnya masih fluktuatif karena sebagai contoh di 2020 produksinya menembus 290.619 ton gabah kering giling.
Setahun berikutnya menjadi 301.160,97 ton. Di 2022 produktivitas terus naik menembus 301.356 ton dan 2023 mencapai 306.415 ton gabah kering giling. Namun, di tahun lalu, produksinya menurun karena hanya mencapai 269.841 ton gabah kering giling.
Menurut dia, penurunan terjadi di 2024 karena terjadi anomaly cuaca. Tahun lalu terjadi perubahan cuaca disebabkan kemarau panjang. Sebagai dampaknya, hujan yang datang mundur dari biasanya, sedangkan durasinya juga lebih pendek dari tahun-tahun sebelumnya.
“Kalau hasil panen di masa tanam pertama tahun ini bagus karena ditopang sejumlah faktor. Selain cuaca yang tergolong bagus, serangan hama terhadap tanaman padi juga dapat ditanggulangai dengan baik,” kata Raharjo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Kaki Gunung Semeru Dilanda Hujan Lahar Hujan, Getaran Berlangsung Hingga 4 Jam
Advertisement

Destinasi Wisata Puncak Sosok Bantul Kini Dilengkapi Balkon KAI
Advertisement
Berita Populer
- Cacing Hati Ditemukan pada 444 Hewan Kurban di Bantul
- Wajah Pelaku Pembuang Sampah di Ring Road Selatan Bantul Akan Disebar di Medsos
- Kirab Budaya Undhuh-Undhuh Kelurahan Klitren: Bentuk Toleransi Beragama dan Wujud Syukur Warga Klitren Kota Jogja
- Penderita Hipertensi di Gunungkidul Wajib Cek Kesehatan Sebulan Sekali
- Tak Sekadar Touring, HDCI DIY Berkomitmen di Bidang Sosial dan Ekonomi
Advertisement
Advertisement