Advertisement

Pelonggaran Masker Perlu Persiapan Ubah Perilaku

Nina Atmasari
Kamis, 26 Mei 2022 - 13:37 WIB
Nina Atmasari
Pelonggaran Masker Perlu Persiapan Ubah Perilaku Kabid P2P Dinkes Sleman, dr. Khamidah Yuliati berbicara dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD) "Lepas Masker, Bebas atau Waswas?" yang digelar Harian Jogja secara daring, Rabu (25/5/2022). - Ist

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA- Kebijakan Pemerintah untuk melonggarkan penggunaan masker ditanggapi beraneka ragam oleh masyarakat. Perlu adanya persiapan perubahan perilaku ini supaya tercipta kenyamanan bersama.

Hal itu terungkap dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD) "Lepas Masker, Bebas atau Waswas?" yang digelar Harian Jogja secara daring, Rabu (25/5/2022). Kegiatan tersebut menghadirkan tiga narasumber yakni Kabid P2P Dinkes Sleman, dr. Khamidah Yuliati; Demand Creation Officer Wardah, Anggraeni Ayu dan Psikolog Pradipa Konsultan Psikologi, Santa Evelin Sitepu.

Advertisement

Khamidah Yuliati menjelaskan kebijakan pelonggaran masker ini mendasarkan pada kasus Covid-19 yang saat ini sudah melandai ditambah capaian vaksin kedua sudah tinggi sehingga terbentuk herd immunity. Meski demikian, vaksinasi booster tetap dilakukan.

Baca juga: Luhut Diragukan Mampu Turunkan Harga Minyak Goreng

"Penggunaan masker tetap bisa diteruskan sebagai kebiasaan baik, tidak harus kemudian diturunkan. Untuk pelonggaran [protokol kesehatan] lainnya, saat ini DIY masih level II PPKM jadi masih ikut aturan tersebut, kalau nanti sudah level 1 atau endemi maka bisa diikuti

aturan-aturan baru. Kuncinya sehat, kalau tidak sehat bermasker saja, karena kita tidak tahu apakah kita membawa atau tertular dari luar," katanya.

Anggraeni Ayu menyebutkan pelonggaran masker salah satunya memberi peluang pada para perempuan yang selama dua tahun wajahnya tersembunyi di balik masker, kini mulai bisa membukanya.

Baca juga: China Siapkan Kesepakatan dengan 10 Negara Pasifik, Barat Waswas

"Karenanya, kami sudah mulai mengembangkan awareness lagi untuk para wanita kalau tidak menggunakan masker, yang semula hanya menggunakan pelembab kini gunakan sunscreen lagi dan kosmetik lagi terutama lipstik," katanya.

Adapun Santa Evelin Sitepu mengatakan ada respon masyarakat tidak percaya diri saat memakai masker, ada yang tidak nyaman pakai masker karena lelah. Namun, ada pula yang terlanjur senang menggunakan masker.

Mereka yang terbiasa memakai masker dan enjadi kurang percaya diri saat tidak mengenakan masker, bisa melakukan cara meningkatkan rasa percaya diri dengan teori pengkondisian kontinuitas. Teori pembelajaran ini bukan mengubah kebiasaan tetapi membuat kebiasaan baru.

"Gerakkan semua tetapi satu tujuan, melatih supaya menjadi satu kebiasaan. Begitu pula karena sudah biasa memakai masker sekarang jadi tidak percaya diri. Bagaimana mencari respon yang baik dengan tidak menggunakan masker. mungkin dengan berdandan, merias, itu menggantikan apa yang kita inginkan. Jika dilakukan setiap hari menjadi kebiasaan maka otomatis rasa ketidakpercayaan diri akan hilang. Kuncinya pembiasaan dulu. Ini tidak menggunakan kognisi tetap melakukan gerakan atau aktivitas yang berulang-ulang," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Gelombang I Pemberangkatan Jemaah Calon Haji ke Tanah Suci Dijadwalkan 12 Mei 2024

News
| Jum'at, 19 April 2024, 17:57 WIB

Advertisement

alt

Pengunjung Kopi Klotok Membeludak Saat Libur Lebaran, Antrean Mengular sampai 20 Meter

Wisata
| Minggu, 14 April 2024, 18:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement