Advertisement

Dinkes Sleman Luncurkan GAS BRO, Gerakan Keluarga Bebas Asap Rokok

Media Digital
Rabu, 01 Juni 2022 - 08:27 WIB
Jumali
Dinkes Sleman Luncurkan GAS BRO, Gerakan Keluarga Bebas Asap Rokok Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo saat melaunching Gerakan Keluarga Bebas Asap Rokok atau GAS BRO yang digagas Dinas Kesehatan Sleman di Hotel The Rich Jogja, Selasa (31/5/2022). Peresmian GAS BRO dilakukan dalam rangka Kampanye Hari Tanpa Tembakau Sedunia tahun 2022. - Harian Jogja - Abdul Hamid Razak

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN — Dinas Kesehatan Sleman meresmikan Gerakan Keluarga Bebas Asap Rokok atau GAS BRO di Hotel The Rich Jogja, Selasa (31/5/2022). Peresmian dilakukan dalam rangka Kampanye Hari Tanpa Tembakau Sedunia tahun 2022.

Saat meresmikan peluncurkan GAS BRO, Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo mengaku sangat mendukung aksi tersebut. Menurut Kustini, Kampanye Peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia diharapkan menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran seluruh pemangku kebijakan baik pemerintah, pihak swasta maupun masyarakat terkait bahaya produk tembakau bagi kesehatan manusia maupun lingkungan.

Advertisement

Gerakan tersebut, lanjut Kustini, juga bertujuan untuk mendorong terciptanya keluarga sehat bebas asap rokok di wilayah Sleman.

"Kami berharap dengan meningkatnya kesadaran seluruh pihak terkait bahaya produk tembakau, maka akan semakin memudahkan kolaborasi seluruh pihak dalam mengelola dan mengontrol pemanfaatan produk tembakau serta terwujudnya keluarga sehat bebas asap rokok di Kabupaten Sleman," ujar Kustini.

Ia mengingatkan bahaya negatif tembakau yang menjadi perhatian penting untuk semua pihak. Pada 2020 lalu, lanjut Kustini, Indonesia memiliki jumlah perokok dewasa tertinggi di Asia Tenggara. Sementara itu di Kabupaten Sleman, pada tahun 2021 sebanyak 10,5% anak usia 10-18 tahun pernah mencoba merokok bahkan 4,58% di antaranya menjadi perokok aktif.

"Sebagai langkah preventif, kami berkomitmen untuk memberikan perlindungan kesehatan bagi masyarakat, khususnya di Kabupaten Sleman melalui penetapan berbagai regulasi," kata Kustini.

Salah satu regulasi yang diterbitkan, lanjutnya, Peraturan Bupati (Perbup) Sleman No.42/2012 tentang Kawasan Tanpa Rokok. Hal tersebut dilakukan untuk memberikan ruang dan lingkungan yang bersih dan sehat bagi masyarakat. Perbup tersebut juga bertujuan untuk memotivasi para perokok agar mengurangi bahkan berhenti merokok.

"Selain itu, Perbup KWT tersebut bertujuan sebagai upaya perlindungan bagi Non Perokok dari konsekuensi terpapar asap dan residu rokok," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman, Cahya Purnama berharap GASBRO bisa menjadi inovasi untuk menghasilkan perubahan nyata. Dengan demikian dapat melindungi generasi muda dari paparan efek buruk asap rokok yang dimulai dari lingkungan terdekat, yaitu keluarga.

"Kegiatan ini juga sebagai upaya perlindungan bagi non-perokok dari konsekuensi paparan asap dan residu rokok. Sehingga dapat terciptanya keluarga yang sehat tanpa asap rokok," jelas Cahya.

Dinkes mencatat, salah satu faktor risiko penyebab kejadian penyakit tidak menular diakibatkan oleh perilaku merokok. Menurut Atlas Tembakau Indonesia (2020), rata-rata nasional prevalensi perokok usia diatas 15 tahun sebesar 32,2%. Secara nasional, sebanyak 23,1% anak usia 10-14 tahun menyatakan pernah mencoba merokok.

"Sedangkan di Kabupaten Sleman, sebanyak 10,5% anak usia 10-18 tahun pernah mencoba merokok," katanya.

Untuk meningkatkan literasi dan pemberdayaan keluarga melalui rumah sehat bebas asap rokok maka Dinkes Sleman mengupayakan berbagai aktivitas. Salah satu agendanya dengan menyelenggarakan Kampanye Peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia yang jatuh setiap tanggal 31 Mei 2022.

"Kegiatan ini diharapkan dapat mendorong terciptanya generasi yang sehat dan turut dalam upaya perlindungan lingkungan.

Selain meresmikan Gerakan Keluarga Bebas Asap Rokok, kegiatan dilanjutkan dengan seminar Peringatan Hari Tanpa Tembakau Dunia 2022. Kegiatan ini melibatkan sejumlah pakar meliputi: Kepala Dinkes Sleman Cahya Purnama, Guru Besar Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM dan Quit Tobacco Indonesia Prof. Yayi Suryo Prabandari, dan Narasumber dari Yayasan Kanker Indonesia Sleman dokter Probosuseno.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Menteri Imigrasi & Pemasyarakatan Sebut Rehabilitasi Narkoba untuk Kurangi Kelebihan Kapasitas Lapas

News
| Rabu, 30 Oktober 2024, 07:37 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Makanan Ramah Vegan

Wisata
| Minggu, 27 Oktober 2024, 08:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement