Ribuan Anak Balita di Bantul Alami Stunting, Ini yang Dilakukan Pemkab

Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL--Stunting masih menjadi momok bagi perkembangan anak balita di Bantul.
Tercatat hingga kini masih ada ribuan anak balita yang mengalami stunting di Bumi Projotamansari.
Itulah sebabnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul mengerahkan ribuan anggota tim pendamping keluarga serta menyiapkan pendanaan untuk menangani masalah tersebut.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan KB (DP3AP2KB) Bantul, Ninik Istitarini mengatakan jumlah anak balita yang mengalami stunting saat ini ada sekitar 3.056 anak dari total 45.000 lebih anak balita. Angka itu dihitung per triwulan I tahun ini.
Jumlah tersebut diakuinya masih rendah dibandingkan angka stunting DIY maupun nasional. Bahkan angka itu pun sudah turun ketimbang tahun lalu yang persentasenya mencapai 8,37%.
“Tetapi tetap upaya kami mencapai zero stunting,” kata Ninik, seusai acara Peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke 29 dengan tema Ayo Cegah Stunting Agar Keluarga Bebas Stunting di pasar Seni dan Wisata Gabusan, Selasa (28/6/2022).
Adapun beberapa upaya yang saat ini dilakukan adalah melalui program sosialisasi dan pencegahan saat hamil atau bahkan sebelum ibu hamil.
Menurutnya tidak semua ibu hamil di Bantul mengetahui apakah bayi yang akan dilahirkannya berpotensi stunting atau tidak dan bagaimana cara pencegahannya.
Oleh sebab itu, dinasnya berupaya melakukan pencegahan usia pranikah melalui pendampingan calon pengantin tiga bulan sebelum pernikahan.
“Ada tim pendamping keluarga untuk mendampingi ibu hamil mulai tiga bulan sebelum nikah, untuk mengetahui kesehatan dulu, kemudian berat badan, tinggi badan, lingkar tangan, atau mengalami anemia atau tidak, kalau ada gangguan kesehatan boleh menikah tapi kehamilan ditunda, disembuhkan dulu kesehatannya,” papar Ninik.
Tidak tanggung-tanggung, tim pendamping keluarga yang dikerahkan sebanyak 1.218 orang yang sudah tersertifikasi yang terdiri dari unsur bidan, kader PKK dan unsur kader Keluarga Berencana (KB).
Tim tersebut akan bekerja untuk memetakan ibu hamil di setiap pedukuhan, termasuk melakukan skrining calon pengantin, terutama pengantin putri.
Mereka akan memantau ibu hamil minimal delapan kali dengan mengunjungi langsung orang hamil dan memantau pasca-persalinannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

UU Cipta Kerja Perbolehkan Perusahaan Pecat Karyawan dengan Kondisi Ini
Advertisement

Bisa Dicoba! Ini 3 Wisata Air di Jogja Langsung dari Sumbernya
Advertisement
Berita Populer
- Ada Edaran dari Jokowi, Pemkab Sleman Batalkan Rencana Buka Bersama
- Forpi Pantau Layanan Pemkot di Awal Ramadan, Ini Hasilnya
- Dinkes Jogja Catat 1.352 Kasus TBC Sepanjang 2022
- Jangan Telat, Ini Jadwal Tambahan KRL Jogja Solo untuk Hari Minggu Ini
- AJI Jogja Kecam Pelabelan Hoaks atas Berita Penutupan Patung Bunda Maria
Advertisement