Advertisement
Dinas Kebudayaan DIY Memugar Ikon Kawasan Sumbu Filosofi
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Dinas Kebudayaan atau Kundha Kabudayan DIY memugar sejumlah ikon yang berada di kawasan Sumbu Filosofi Jogja yang membentang dari Panggung Krapyak sampai Tugu Pal Putih. Pemugaran tersebut merupakan kegiatan rutin untuk melestarikan atribut yang ada di kawasan itu.
Kepala Seksi Pemeliharaan Warisan Budaya Benda Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY, Marendra Mikaton, mengatakan Panggung Krapyak merupakan aset dari Kagungan Dalem atau Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.
Advertisement
BACA JUGA: Sudah Selesai, Kapan Jembatan Kretek II di JJLS Bantul Bisa Dilewati Masyarakat?
“Kami melihat nilai penting dari bangunan itu. Panggung Krapyak dan Tugu adalah ikon dan atribut dari Sumbu Filosofi yang nilainya penting,” kata dia, Selasa (19/7/2022).
Rendra menyebut upaya pemugaran juga dilatarbelakangi oleh jenis bangunan yang masuk ke dalam klasifikasi cagar budaya. Hal ini juga didukung Keputusan Gubernur No. 20/KEP/2020 tentang Panggung Krapyak sebagai Bangunan Cagar Budaya Peringkat Provinsi.
“Ketika bangunan itu ditetapkan sebagai cagar budaya, kami akan melihat tingkat kelestariannya,” kata dia.
Upaya pemugaran akan melihat kondisi fisik bangunan yang tampak secara visual. Jika ditemukan kondisi bangunan dan struktur yang tidak lagi memadai, upaya pemugaran akan dilakukan dengan sebisa mungkin tetap mempertahankan keasliannya.
“Pekerjaan kami lakukan sesuai dengan kaidah pemugaran, jadi tidak semua kita pugar. Hanya area yang rusak saja,” ujar dia.
Pemugaran sampai saat ini masih berlangsung. Bangunan Panggung Krapyak akan diberi cat baru. Kemudian bagian atap yang bocor akan diperbaiki agar air hujan yang turun tidak meresap dan mengalir ke bagian dinding bangunan.
Sementara di kawasan Tugu, proses pemugaran juga telah dilakukan pada 2020 lalu oleh Pemkot Jogja. Bagian taman yang ada di sekeliling Tugu Pal Putih telah diubah dan diberi tanaman baru. Kemudian pada bagian diorama yang terdapat tulisan dan narasi seputar sejarah dan perjalanannya tetap diberi penataan.
“Prosesnya paling lama hanya dua sampai tiga bulan karena tidak terlalu luas pekerjaannya. Prinsip pemugaran memang minimum intervensi, sebisa mungkin dengan mempertahankan keaslian bangunan,” ujar Rendra.
BACA JUGA: Saat JJLS Tersambung, Wilayah Selatan DIY Bakal Jadi Primadona
Kepala Balai Pengelolaan Kawasan Sumbu Filosofis (BPKSF) Jogja, Dwi Agung Hernanto, menyebut upaya pemugaran tentu akan menjadi salah satu aspek penilaian oleh UNESCO dalam proses pengajuan Sumbu Filosofi sebagai warisan budaya dunia. Jawatannya sampai saat ini terus melakukan penataan dan persiapan dalam melaksanakan penataan di sepanjang Sumbu Filosofi.
“Persiapan terus berlanjut dan tentunya masih banyak yang perlu dipersiapkan tidak hanya dari pemeliharaan bangunan ikon sumbu filosofi saja melainkan banyak hal. Ini tentunya melibatkan lintas instansi baik dari Pemkot Jogja, Pemda DIY dan swasta,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Menteri Imigrasi & Pemasyarakatan Sebut Rehabilitasi Narkoba untuk Kurangi Kelebihan Kapasitas Lapas
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Peringati Sumpah Pemuda, Karang Taruna Rejowinangun Gelar Rejowinangun Fest 2024
- Ruang Melamun Bisa Jadi Rekomendasi Toko Buku Lawas di Jogja
- BKAD Kulonprogo Terbitkan SPPT, Nilai Pajak Bandara YIA Tahun 2024 Rp16,38 Miliar
- Grand Zuri Malioboro Corporate Gathering Nobar Home Sweet Loan
- Pilkada 2024: Politik Uang Tak Pengaruhi Preferensi Pemilih di Kota Jogja
Advertisement
Advertisement