Advertisement

Promo November

Bantul Berusia 191 Tahun, Kemiskinan Jadi PR yang Harus Diselesaikan

Media Digital
Rabu, 20 Juli 2022 - 07:47 WIB
Budi Cahyana
Bantul Berusia 191 Tahun, Kemiskinan Jadi PR yang Harus Diselesaikan Ketua DPRD Bantul Hanung Raharjo. - Istimewa

Advertisement

BANTUL—Bantul berusia ke-191 tahun pada Kamis, 21 Juli besok. Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bantul menilai sudah banyak kemajuan yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Bantul yang patut diapresiasi bersama. Namun ada juga yang masih menjadi pekerjaan rumah (PR) yang perlu diselesaikan, di antaranya angka kemiskinan dan pengangguran yang masih tinggi.

Berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) yang diakses pada 28 Desember 2021, jumlah penduduk miskin di Bumi Projotamansari untuk 2021 sebanyak 146,098 jiwa atau sekitar 14,04% dari total jumlah penduduk. Sementara, jumlah penduduk Bantul berdasarkan data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil per smester pertama 2021 sebanyak 955.807 jiwa.

Advertisement

Adapun angka garis kemiskinan 2021 sebanyak 406.613 jiwa. Jumlah penduduk miskin maupun penduduk garis kemiskinan ini meningkat dibanding 2020 lalu ketika jumlah penduduk miskin tahun lalu 138,066 atau 13,50%, sementara garis kemiskinan 405.613 jiwa. Tahun 2022 ini Pemerintah Kabupaten Bantul menargetkan angka kemiskinan turun 13,37 persen. Jadi sekitar 0,67 persen Pemkab Bantul harus mengurangi angka itu.

“HUT 191 Bantul masih menyisakan beberapa hal permasalahan perlu atasi bersama salah satunya terkait dengan masalah kemiskinan,” kata Ketua DPRD Bantul, Hanung Raharjo di DPRD Bantul, Selasa (19/7/2022). 

Menurut Hanung, kemiskinan perlu ditangani bersama-sama, semua organisasi perangkat daerah (OPD) perlu terlibat untuk ‘mengeroyok’ penurunan angka kemiskinan sehingga program pengentasan kemiskinan tidak hanya menjadi domain Dinas Sosial, melainkan semua OPD. Jangan sampai OPD memiliki program sendiri-sendiri.

Selain itu politikus Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan ini juga meminta Pemkab Bantul selalu memperbaharui data kemiskinan di Bumi Projotamansari. Sebab, menurutnya, data menjadi salah satu indikator penanganan kemiskinan sehingga perlu ada pembaharuan data secara berkala.

“Perlu di-update juga data kemiskinan dalam rangka jangan sampai capaian sudah maksimal karena masalah data belum ter-update jadi tolak ukur tingkat kesejahteraan masyarakat Bantul. Karena bisa jadi data yang sudah meninggal masih masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial atau DTKS, tidak menutup kemungkinan ada yang masuk DTKS tapi sebenarnya sudah mentas atau sudah sejahtera, ini kan bisa menjadi beban kalau masih masuk DTKS,” papar Hanung.

“Saya kira pada umumnya masyarakat Bantul sudah diatas rata-rata karena meungkin data yang kurang valid sehingg menjadi salah satu kendala dalam rangka peningkatan kesejahteraan, karena tolak ukurnya dari data.”

Selain kemiskinan, pria kelahiran 29 Mei 1980 ini juga menyoroti soal pendidikan. Hanung mengatakan selama pandemi Covid-19 yang berlangsung dua tahun lebih telah menurunkan kualitas pendidikan, sehingga perlu digenjot kembali kualitas pendidikan pada momen Tahun Ajaran Baru 2022/2023 ini, terlebih Covid-19 di Bantul sudah melandai.

Kemudian layanan kesehatan juga perlu ditingkatkan kembali. Tidak hanya fokus menangani kasus Covid-19 namun juga penyakit-penyakit lainnya, terutama kesehatan ibu dan anak. Terlebih Bantul tengah fokus menjadi Kabupaten Layak Anak (KLA) pada 2024 mendatang.

“Pentingnya membangun sebuah sistem pembangunan yang berpihak pada anak yang memungkinkan anak tumbuh optimal, punya keterampilan dan karakter sesuai visi Bantul, yakni mewujudkan generasi muda sehat, cerdas, berahlak mulia dan berkepribadian Indonesia,” katanya.

Tidak hanya itu, ayah dari tiga anak ini juga meminta pembangunan infrastruktur digenjot. Dari hasil rapat dengan Pemkab, beberapa waktu lalu diketahui capaian pembangunan infrastruktur di Bantul masih belum mencapai target meski sudah masuk smester kedua. Padahal pembangunan infrastruktur sangat penting untuk menunjang akses masyarakat sehingga pada akhirnya bisa mensejahterakan masyarakat.

Lebih lanjut Hanung menilai secara umum capaian pembangunan di Bantul sudah bagus. “Cuma beberapa belum sesuai target,” tandas Hanung. (ADV)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Para Calon Kepala Daerah Diingatkan Tidak Berkampanye Saat Masa Tenang

News
| Sabtu, 23 November 2024, 13:07 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement