38 Siswa Terpapar Covid, SMA De Britto Tetap Santuy
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Pelaksanaan belajar mengajar di SMA Kolese De Britto tidak terganggu meskipun terdapat puluhan siswa yang terpapar Covid-19. Sekolah ini sudah berpengalaman menangani siswa yang terpapar Covid-19.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas dan Jejaring SMA Kolese De Britto H J Sriyanto mengatakan terdapat 38 siswa yang terpapar Covid-19. Sebanyak dan siswa menjalani isolasi di gedung Isoter Rusun Gemawang, dan 30 siswa lainya menjalani isolasi mandiri di rumah dan indekos.
Advertisement
BACA JUGA: Pemkot Jogja Dorong Koperasi Konvensional Beralih ke Modern
Pria yang akrab dipanggil Joyo ini mengatakan siswa yang menjalani isoman di rumah maupun indekos tetap dipantau oleh dokter. Siswa yang terkena Corona dimasukkan dalam satu grup WA untuk berkomunikasi langsung dengan tim dokter.
“Ada tiga dokter alumni sekolah ini yang terus memantau perkembangan siswa. Kebutuhan obat-obatan, makanan, dan lainnya juga kami kirim. Seluruh siswa saat ini baik-baik saja,” katanya saat ditemui di sekolah, Kamis (21/7/2022).
Joyo mengatakan kasus tersebut bermula saat beberapa siswa merasa tidak enak badan dan melapor ke sekolah pada Minggu lalu. Sekolah pun meminta siswa yang sakit untuk memeriksakan kondisinya. Mereka yang terpapar Covid-19 pun diminta untuk menjalani isolasi. “Siswanya berbeda-beda, ada yang kelas 10, 11 dan 12. Jadi bukan satu kelas,” katanya.
Sebenarnya, kata Joyo, penerapan protokol kesehatan (prokes) tetap dijalankan di sekolah tersebut. Ada kemungkinan, siswa terpapar Covid-19 saat beraktivitas di luar sekolah. “Kebijakan kami, siswa yang sakit memang diminta untuk tidak masuk. Prokes juga tetap dijalankan di sekolah. Mereka kemungkinan terpapar saat beraktivitas di luar sekolah. Siswa yang masuk pun wajib sudah disuntik vaksin dosis 1 dan dosis 2,” katanya.
Kepala SMA Kolese De Britto FX Catur Supatmono mengatakan meskipun sejumlah siswa terpapar Covid-19, kegiatan belajar mengajar di sekolah tetap berjalan. Siswa yang terpapar dan saat ini menjalani isolasi juga mengikuti pelajaran secara daring.
“Kegiatan belajar mengajar tetap digelar secara hybrid. Siswa yang sehat tetap ke sekolah, jumlahnya banyak. Yang sakit mengikuti pembelajaran secara daring,” kata Catur.
Pola pembelajaran tersebut, lanjut Catur, tetap dilaksanakan karena siswa baru satu pekan mengikuti kegiatan di sekolah. Selain itu, De Britto juga memiliki pengalaman menangani puluhan siswa saat gelombang ketiga Covid-19 melanda Indonesia. “Jadi memang tidak perlu panik. Mereka yang positif harus isoman. Semua kebutuhan anak yang isoman kami tangani. Kami pantau perkembangan dan kebutuhannya,” ucap Catur.
Dengan pola tersebut, siswa yang sehat masih dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah. Tentu, lanjutnya, sesuai dengan protokol kesehatan.
BACA JUGA: Cerita Wisudawan UGM yang Meninggal Sebelum Diwisuda, Akhirnya Diwakili Ayah & Ibu
“Jadi ini cara kami menangani Covid-19 berdasarkan pengalaman yang sebelumnya kami terapkan. Siswa tetap antusias mengikuti, sekitar 80% yang masuk. Kalau saya tutup sekolah, kasihan yang 80% anak yang ingin sekolah,” kata Catur.
Kepala Balai Dikmen Kabupaten Sleman Tukiman mengatakan masih melakukan koordinasi dengan SMA Kolase De Britto terkait penanganan siswa yang terpapar Covid-19 dan proses belajar mengajar di sekolah tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- 50 Kepala Dukuh Perempuan Kulonprogo Ikut Pendidikan Politik
- Ini Dia 3 Karya Budaya Indonesia yang Diusulkan Masuk Menjadi WBTb ke UNESCO
- Ini Kegiatan Kampanye Terakhir Ketiga Calon Wali Kota Jogja Jelang Masa Tenang
- Pasangan Agung-Ambar Tutup Kampanye dengan Pesta Rakyat
- Konstruksi Tol Jogja-Bawen Seksi 1 Ruas Jogja-SS Banyurejo Capai 70,28 Persen, Ditargetkan Rampung 2026
Advertisement
Advertisement