Cerita Wisudawan UGM yang Meninggal Sebelum Diwisuda, Akhirnya Diwakili Ayah & Ibu
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Anizar dan Rosewarzal datang ke wisuda S2 UGM mewakili putrinya yang sudah meninggal dunia.
“Selanjutnya penyerahan ijazah atas nama Reni Sabrina. Wisudawan program Magister Ilmu Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Wisudawan yang pada saat acara wisuda ini berlangsung sudah mendahului kita dipanggil menghadap Tuhan yang Maha Esa pada 7 Juni 2022,” ucap MC dalam acara wisuda di Universitas Gadjah Mada (UGM), Rabu (20/7/2022).
Advertisement
BACA JUGA: KRL Jogja-Solo, Pilihan Transportasi Selain Bus. Cek Jadwal Keberangkatannya
Setelah nama putrinya dipanggil, Anizar, Ibu dari mendiang Reni Sabrina dan adik perempuan almarhumah tak kuasa menahan sedih. Beberapa kali air mata coba diseka dengan tisu yang mereka genggam.
Rektor UGM, Prof. Ova Emilia menghampiri tempat duduk mereka dan menyerahkan ijazah ke ayah almarhumah. Sebagaimana sosok ayah pada umumnya, Rosewarzal mencoba lebih tegar dari istri dan anaknya. Meski raut muka kesedihan tak bisa benar-benar disembunyikan
Orang tua Reni Sabrina datang dari Riau ke Jogja sejak Senin (18/7/2022) lalu. Informasi mengenai wisuda putrinya diketahui tiga hari setelah meninggalnya Reni pada 7 Juni 2022 lalu atau 1,5 bulan menjelang wisuda.
Sepeninggal Reni, anaknya yang lain mencoba membuka laptop almarhumah. Lalu menemukan informasi terkait dengan wisuda Reni yang akan digelar pada 20 Juli 2022. Setelah itu, keluarga mencoba berkomunikasi dengan pihak UGM melalui pertemuan virtual. "Waktu anak kami meninggal, kan dapat informasi dari Jogja, tiga hari setelah meninggal. Dibukalah laptop sama anak-anak. Kami zoom dengan orang UGM," ucapnya di sela-sela acara wisuda.
Di mata ayahnya, Reni Sabrina adalah sosok yang mandiri dan tidak merepotkan orang tua. Sebelum melanjutkan studi di UGM, Reni menyelesaikan kuliah di Universitas Riau (Unri). Setelah lulus Reni langsung bekerja selama satu tahun.
Kemudian almarhumah menyampaikan keinginan untuk lanjut S2 kepada orang tuanya. Dukungan pun diberikan. Sebelum mendaftar di UGM, Reni terlebih dahulu pergi ke Kampung Inggris Pare di Jawa Timur tanpa dia antar.
Pun saat memilih kuliah S2 di UGM, hingga menyelesaikan kuliahnya, orang tua tidak pernah mengantar. Mereka baru pertama datang ke UGM saat acara wisuda, tetapi tanpa Reni.
"[Reni] meninggal hari Selasa 7 Juni jam 8.28, di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. M. Djamil Padang. Meninggal karena ginjal," ucapnya dengan mata berkaca.
Ia bercerita anaknya sempat dirawat 10 hari menjelang wafat. Meski berat, dia mengaku sudah merelakan kepergian putrinya. Selain di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. M. Djamil Padang, Reni juga sempat dirawat di RSI Ibnu Sina Payakumbuh.
"Yang mewakili [wisuda] saya sebagai bapaknya, mamanya, dan ada adiknya yang kecil," katanya.
Studi di Australia
Rosewarzal mengenang putrinya sebagai anak yang pintar dan memiliki cita-cita tinggi. Selepas wisuda S2 di UGM, Reni sebenarnya memiliki keinginan untuk melanjutkan S3 di Australia. "Anak itu pintar, belajar dan belajar. Setelah S2 dia mau S3 di Australia," katanya.
Ia mengaku meridhai cita-cita anak tersebut. Namun takdir berkata lain, putrinya baru sampai S2 dan sudah dipanggil Tuhan. "Anak saya mandiri, dari kampung Inggris, sampai UGM belum pernah saya antar," ucapnya menceritakan almarhumah putrinya yang baru berusia 27 tahun.
Almarhumah merupakan anak kedua dari empat bersaudara. Ayahnya menyebut dia anak yang berprestasi sejak duduk di bangku sekolah dasar. Prestasi Reni berlanjut sampai ke bangku kuliah, dia lulus S2 di UGM dengan IPK 3,64. "Dari SD mendapat prestasi terus," ujarnya.
BACA JUGA: Gelombang Tinggi Menghantam DIY, Nelayan Kulonprogo Terpaksa Menepi
Dalam wisuda UGM kemarin, Rektor UGM, Ova Emilia mewisuda 616 lulusan Program Studi Magister dan Doktor di Grha Sabha Pramana UGM. Wisuda kali ini digelar secara luring sehingga bisa dihadiri kerabat dan keluarga.
Wisuda periode ini untuk 535 orang lulusan Program Magister (S2), termasuk dua orang wisudawan dari Warga Negara Asing. Lalu 47 orang lulusan Program Spesialis, satu orang lulusan Program Subspesialis, dan 33 orang lulusan Program Doktor (S3). Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) rata-rata adalah 3,69 untuk lulusan S2, lalu 3,73 untuk Program Spesialis, dan 3,77 untuk S3.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Undangan Memilih Pilkada Gunungkidul Didistribusikan ke 612.421 Warga
- Satu-satunya yang Gelar Kampanye Akbar, Heroe-Pena Gandeng 15.000 Kawula Muda
- Jadwal Terbaru KRL Jogja-Solo Jumat 22 November 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu, Lempuyangan dan Maguwo
- Jadwal SIM Keliling di Kulonprogo Jumat 22 November 2024
- Heroe-Pena Optimistis Kantongi 40 Persen Kemenangan
Advertisement
Advertisement