Advertisement
Keracunan MBG Sleman: Biaya Perawatan Korban Dibayar dengan JPS

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Korban dugaan keracunan pangan menu program Makan Bergizi Gratis di empat SMP Kabupaten Sleman akan mendapat bantuan jaring pengaman sosial (JPS) untuk biaya perawatan dan pengobatan.
Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial Dinsos Sleman, Sarastomo Ari Saptoto, mengatakan Dinsos Sleman siap menggelontorkan biaya lewat program JPS untuk korban dugaan keracunan pangan menu MBG.
Advertisement
“Klaim akan dilakukan rumah sakit yang merawat korban keracunan pangan lewat Dinas Kesehatan,” kata Ari dihubungi, Rabu (20/8/2025).
BACAJUGA: Dampak Gempa Mag 4,5 Bekasi: 1 Bangunan Musala Roboh
Dinkes Sleman akan memverifikasi berkas perawatan dan pengobatan korban sebelum diserahkan ke Dinsos untuk dapat mengakses JPS. Meski demikian Ari belum mengetahui detail terkait anggaran JPS yang akan dikeluarkan. Fasilitas kesehatan tempat korban dirawat masih mengkalkulasi biaya.
Sebelumnya, Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinkes Sleman, dr. Khamidah Yuliati, menyampaikan ada 178 korban dugaan keracunan pangan menu MBG per Rabu (13/8) pukul 14.00 WIB.
Rincian korbannya antara lain SMP Muhammadiyah I ada 58 orang. Dari puluhan murid bergejala, 15 siswa menjalani rawat jalan dan tidak ada yang menjalani rawat inap. Mereka dibawa ke UPT Puskesmas Mlati I.
Kemudian, korban di SMP Muhammadiyah III ada 90 orang dan SMP Pamungkas 30 orang. Baik murid SMP Muhammadiyah III maupun Pamungkas dibawa ke UPT Puskesmas Mlati II.
Adapun data terbaru yang disampaikan Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa, menunjukkan ada 19 orang menjalani rawat inap di RSUD Sleman pada Kamis (14/8/2025). Total korban keracunan pangan ada 212 orang yang berasal dari empat sekolah, yaitu SMP Muhammadiyah I dan III Mlati, SMP Pamungkas, dan SMP Negeri III Mlati.
Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah III Mlati, Yulia Rachmawati, mengatakan kegiatan belajar mengajar di sekolahnya berjalan lancar kembali pasca kejadian dugaan keracunan menu MBG. “Kalau program menu MBG masih dihentikan sementara,” kata Yulia.
BACA JUGA: Jadwal KRL Solo-Jogja Kamis 21 Agustus 2025: Berangkat dari Stasiun Palur
Yulia berharap ada evaluasi lebih ketat dan perbaikan terhadap standar operasional prosedur (SOP) Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) mulai dari pemilihan bahan sampai penyajian menu MBG. Perlu ada juga edukasi lebih lanjut ke sekolah terkait prosedur skrining menu MBG, terutama memastikan keamanan makanan, semacam edukasi uji organoleptik di sekolah.
"Juga perlu disepakati bersama jika ada kasus keracunan massal maka sekolah berhak untuk melaporkan ke dinas, pihak terkait untuk penangganan keselamatan cepat terhadap korban," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Gunung Semeru Alami 4 Kali Erupsi Pagi Ini, Ketinggian Letusan 1 KIlometer
Advertisement

Kebun Bunga Lor JEC Jadi Destinasi Wisata Baru di Banguntapan Bantul
Advertisement
Berita Populer
- Pameran Wayang Uwuh, Perkembangan Teknologi Harus Bisa Selesaikan Persoalan Sampah
- Pajak PBB P2 untuk Lahan Pertanian di Gunungkidul Lebih Murah, Segini Tarifnya
- Hingga Agustus 2025 Ada 114 Kasus Kebakaran di Bantul, Kebanyakan Penyebabnya Ini
- Talut Sungai Gajahwong Ambrol, Rumah Warga di Bantul Terancam
- Tak Punya Kartu Tani, Petani Bantul Tetap Bisa Tebus Pupuk Subsidi
Advertisement
Advertisement