Harga Minyak Goreng di Gunungkidul Kembali ke Setelan Awal
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL — Harga minyak goreng di pasar tradisional di Gunungkidul kembali normal. Minyak goreng curah dipasar tradisional dijual Rp12.000 per kg, dan Rp17.000 per liter untuk kemasan.
Kepala Dinas Perdagangan Gunungkidul, Kelik Yuniantoro mengatakan harga minyak goreng kembali ke setelan awal atau hampir sama dengan sebelum terjadi kenaikan. Kondisi ini tak lepas dari harga CPO yang turun serta stok di pasaran yang melimpah ruah.
Advertisement
Ia menjelaskan, untuk minyak kemasan di tingkat konsumen di jual Rp12.000 per kg. Harga ini jauh dibawah Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan Pemerintah Pusat senilai Rp15.500 per kg.
Untuk minyak kemasan, meski tidak ada HET, komoditas ini harganya sempat menembus di atas Rp25.000 per liter, namun sekarang banyak dijual di kisaran Rp17.000 per liternya.
“Sudah mulai normal,” katanya.
Meski demikian, ia memastikan upaya pemantauan di lapangan terus dilakukan. Pelaksanaan tidak hanya melihat pergerakan harga minyak goreng, tapi juga untuk komoditas lain seperti sayu-sayuran hingga bahan kebutuhan pokok yang lain.
“Pemantauan tidak hanya melihat pergerakan harga, tapi juga bagaimana stok di pasaran. Pemantauan kami laksanakan secara rutin dan hasilnya kami sampaikan ke Kementerian Perdagangan lewat Pemerintah DIY,” kata mantan Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika ini.
Turunnya harga minyak di pasaran tradisional diakui oleh salah seorang pedagang kelontong di Pasar Candirejo di Kalurahan Candirejo, Semin, Sudarti. Menurutya, harga minyak goreng tak lagi mahal karena stok di pasaran sangat melimpah.
“Untuk kulakan minyak goreng curah saya beli Rp12.000 per kilonya dan dijual Rp13.000 per kilogram,” katanya.
Menurut dia, harga jual ini hampir sama dengan sebelum adanya kenaikan yang terjadi di akhir 2021 lalu.
“Waktu itu terus naik dan akhirnya ada pembatasan serta syarat pembelian. Sekarang sudah mudah karena minyak goreng curah tersedia banyak,” katanya.
Sudarti berharap kepada pemerintah bisa menjaga harga kebutuhan pokok tetap stabil. Hal ini dibutuhkan agar tidak ada yang merasa dirugikan dalam proses jual beli.
“Ya kalau naik turun jelas tidak baik karena pedagang resah karena terancam rugi kalau kejatuhan harga. Pengennya bisa terus stabil,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Puncak Arus Mudik Liburan Natal Diprediksi Terjadi pada 24 Desember
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Prediksi Cuaca BMKG, Seluruh Wilayah DIY Diguyur Hujan Lebat 3 Hari ke Depan
- Liga 1 Besok, PSS Jamu PSBS Biak, Ini Head to Head Kedua Tim
- KPU Bantul Mulai Mendistribusikan Undangan Nyoblos di Pilkada
- KPU Bantul Pastikan Pemilih Tidak Memenuhi Syarat Telah Dicoret dari DPT
- KPU Sleman Memprediksi Pemungutan dan Perhitungan Suara di TPS Rampung Maksimal Jam 5 Sore
Advertisement
Advertisement