Advertisement
Korban Nyawa Suporter Sepakbola DIY Terus Ada, Begini Tawaran Solusi dari Pengamat

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN — Korban meninggal dunia akibat penganiayaan antarsuporter sepak bola masih menjadi pekerjaan rumah saat ini. Terbaru, seorang suporter PSS Sleman meninggal akibat dikeroyok seusai nonton pertandingan bola antara PSS Sleman versus Persebaya Surabaya.
Psikolog Forensik sekaligus Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM), Koentjoro mengatakan jiwa masa lebih mudah tersulut berbuat kerusuhan. Akan menjadi-jadi saat identitas pribadi tidak diketahui.
Advertisement
"Kalau malam hari identitas pribadi tidak diketahui, karena gelap sehingga kebrutalan semakin menjadi-jadi," ucapnya saat dihubungi, Senin (29/8/2022).
BACA JUGA: Tanah Sitaan KPK Dipakai Warga Mantrijeron, Lurah: Semoga Bisa Segera Dimiliki Negara
Saat penganiayaan dilakukan bersama-sama, maka rasa tanggung jawab secara individu akan hilang, yang ada individu bagian dari kelompok. Dia menyarankan agar suporter ini dikenalkan dengan perilaku massa dan pencegahannya agar tidak terjadi tindak penganiayaan.
"Jangan semua diserahkan ke polisi. Misalnya undang psikolog kenalkan tentang perilaku massa. Bagaimana mencegah sehingga mereka punya pengetahuan sendiri," jelasnya.
Sementara itu, Sosiolog Kriminalitas Dosen Purna UGM, Soeprapto menjelaskan berdasarkan teori perilaku kolektif di mana dalam situasi keramaian terdiri atas sejumlah masa cenderung terjadi tindakan spontan.
"Tanpa mengkonfirmasi siapa benar siapa salah. Pokoknya right or wrong my friend, meskipun rasa ikut memiliki itu terjadi baru di saat itu, seolah ada kewajiban solider," ungkapnya.
Menurutnya teori kerumunan dalam situasi berkerumun daya pikir rasional seseorang melemah. Dalam tindakan pengeroyokan, bisa diartikan pukul dulu risiko belakangan.
Untuk keluar dari kasus penganiayaan yang terus berulang seperti ini diperlukan kerja sama antara pemerintah, kelompok suporter, serta klub sepakbola. Agar para suporter punya kartu identitas pengenal, sehingga kehadirannya tidak liar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

20 Ribu Koperasi Merah Putih Akan Peroleh Modal, Rp3 Miliar
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Sri Sultan HB X: Kita Harus Lebih Peka Terhadap Kondisi Masyarakat
- Nelayan Kulonprogo Jarang Melaut karena Angin dan Ombak Tinggi
- Kuota Sampah Kota Jogja di TPA Piyungan Tersisa 2.400 Ton
- Sampah dari Jogja Dibuang ke TPST Piyungan, Sultan: Sampai Akhir 2025
- Pemkot Jogja Tingkatkan Kesehatan Masyarakat melalui Perbaikan RTLH
Advertisement
Advertisement