Suporter PSS Sleman Tewas, JPW: Pertandingan Malam Riskan Kriminal
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN-Jogja Police Watch (JPW) mengutuk keras tindakan penganiayaan yang menyebabkan salah satu suporter PSS Sleman, Aditya Eka Putranda, 19, meninggal dunia. Kadiv Humas JPW, Baharuddin Kamba mengatakan pasca kejadian ini perlu dilakukan evaluasi sampai tuntas, termasuk penyelenggara pertandingan.
"Pertandingan yang digelar malam hari sangat riskan terjadinya tindak kriminal termasuk kekerasan berupa penganiayaan di jalanan," ucapnya, Senin (29/8/2022).
Advertisement
JPW berharap agar pelaku bisa dihukum setimpal atas perbuatannya. Meninggalnya Aditya Eka Putranda menambah daftar panjang suporter sepakbola di Indonesia yang meninggal akibat penganiayaan.
"Semoga jangan ada lagi korban setelah Aditya Eka Putranda. Lebih baik tidak ada liga sepakbola bila harus mengorbankan nyawa manusia, karena tidak ada sepakbola seharga nyawa manusia," ucapnya.
Baca juga: Suporter PSS Sleman Tewas, Begini Kronologinya yang Beredar Luas
Lebih lanjut dia menyampaikan, atas nama JPW menghaturkan bela sungkawa yang sedalam-dalamnya kepada seluruh fans PSS Sleman dan keluarga korban. "JPW menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya," lanjutnya.
Sebelumnya, berdasarkan informasi awal yang beredar luas di masyarakat, peristiwa tragis tersebut terjadi sekitar palang pintu kereta api dusun Mejing Kidul Ambarketawang, Gamping. Saat itu, Ditya bersama dua orang rekannya ABS dan G melintasi kawasan tersebut.
Laju kendaraan mereka terhalang pintu perlintasan karena kereta api lewat. Tak jauh dari mereka, segerombolan orang terlihat nongkrong di tempat cucian mobil. Tiba-tiba kelompok tersebut berteriak dan menyebut diri mereka suporter bola sambil berlari menuju rombongan korban.
Mereka langsung menganiaya korban dengan menggunakan senjata tajam dan tongkat besi kepada ketiga korban. Sesaat kemudian palang pintu kereta terbuka, korban ABS dan G bisa menyelamatkan diri dari serangan tersebut, sementara Ditya masih dikeroyok oleh para pelaku.
Melihat korban Ditya tidak berdaya, para pelaku meninggalkannya dalam keadaan tergeletak di tengah rel. Dia pun diselamatkan oleh warga dan kedua rekannya. Selanjutnya mereka dibawa ke RS PKU Muhammadiyah Gamping untuk dilakukan pertolongan.
Namun saat tiba di rumah sakit, korban Ditya meninggal dunia. Adapun ABS kabarnya mengalami luka-luka akibat sayatan senjata tajam sementara G menderita luka akibat pukulan benda tumpul di bagian wajahnya.
Kapolres Sleman, AKBP Imam Rifai saat dikonfirmasi awak media membenarkan adanya peristiwa di Mejing Kidul tersebut. Ditya meninggal diduga akibat pengeroyokan yang dilakukan sekelompok orang menggunakan senjata tajam. Saat ini, katanya, sudah ada beberapa orang yang diamankan terkait peristiwa tersebut.
"Sedang proses oleh reskrim, begitu selesai [penyidikan] kami rilis," ungkap Imam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Puncak Arus Mudik Liburan Natal Diprediksi Terjadi pada 24 Desember
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- KPU Bantul Mulai Mendistribusikan Undangan Nyoblos di Pilkada
- KPU Bantul Pastikan Pemilih Tidak Memenuhi Syarat Telah Dicoret dari DPT
- KPU Sleman Memprediksi Pemungutan dan Perhitungan Suara di TPS Rampung Maksimal Jam 5 Sore
- Indeks Masih Jomplang, Penguatan Literasi Keuangan Sasar Mahasiswa UGM
- Undangan Memilih Pilkada Gunungkidul Didistribusikan ke 612.421 Warga
Advertisement
Advertisement