Advertisement

Promo November

BBM Naik, Retribusi Wisata Pansela Tak Ikut Dinaikkan. Ini Alasan Pemkab...

Ujang Hasanudin
Senin, 05 September 2022 - 14:27 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
BBM Naik, Retribusi Wisata Pansela Tak Ikut Dinaikkan. Ini Alasan Pemkab... Suasana TPR Parangtritis, Rabu (4/5/2022) siang. - Harian Jogja/Catur Dwi Janati

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL—Pemerintah Kabupaten Bantul memutuskan untuk tidak menaikkan tarif retribusi wisata pantai selatan (Pansela) dari Rp10.000 ke Rp15.000. Alasannya karena kondisi ekonomi masyarakat sedang berat dan akomodasi wisata dipastikan naik sebagai imbas dari kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

Kepala Dinas Pariwisata Bantul, Kwintarto Heru Prabowo mengatakan sebenarnya sudah ada kesepakatan bahkan sudah diputuskan antara Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan Pemkab Bantul untuk menaikkan retribusi wisata pansela tahun ini.

Advertisement

“Namun dari hasil pencermatan dan melihat situasi dan kondisi saat ini maka dipastikan retribusi batal naik,” kata Kwintarto, melalui sambungan telepon Senin (5/9/2022).

Kwintarto memaparkan terdapat sejumlah alasan terkait batalnya menaikkan tarif retribusi wisata pansela, di antaranya sesuai dengan rekomendasi dan masukan para tenaga ahli bahwa kenaikan retribsusi tahun ini perlu ditinjau kembali karena sejauh ini belum ada objek wisata pantai di DIY yang retribusinya melebihi Rp10.000.

Baca juga: Harga BBM Naik, Siap-Siap! Ongkos Perjalanan Wisata Bakal Ikut Naik

Keyakinan untuk tidak menaikkan retribusi ditambah lagi dengan adanya kenaikan harga BBM yang dipastikan bakal berdampak pada kenaikan harga lainnya termasuk akomodasi wisata. “Kemungkinan jasa transportasi naik, hotel naik, akomodasi wisata lainnya juga bakal naik. Daya beli masyarakat rendah  itu jadi pertimbangkan retribusi wisata tidak dinaikkan,” ujarnya.

Batalnya kenaikan retribusi wisata pansela diakui Kwintarto pasti berdampak pula menurunnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor wisata. Dinas Pariwisata sebelumnya sudah menargetkan perolehan PAD sektor pariwisata tahun ini sebesar Rp32,2 miliar. Menurut Kwintarto target tersebut sudah memperhitungkan kenaikan tarif retribusi wisata pansela.

Pihaknya memastikan bakal menurunkan target perolehan PAD tahun ini melalui pembahasan APBD Perubahan beberapa waktu ke depan karena sulit untuk mencapai target. Namun berapa turunnya, Kwintarto masih memperhitungkannya.

Ia tidak mempersoalkan turunnya PAD. Yang dia khawatirkan ketika retribusi wisata naik justru kunjungan wisatawan ke Bantul menurun dan akan berdampak banyak bagi pemerintah maupun masyarakat. Sebab jika wisatawan beralih ke tempat lain bukan hanya pemerintah yang tidak memperoleh PAD, namun juga dampaknya pada masyarakat, seperti pedagang, pemilik penginapan, tempat oleh-oleh sepi, penjaja suvenir, dan pelaku UMKM lainnya.  

“Aspek itu yang kami pikirkan. Sekalipun Dewan mendesak retribusi dinaikkan, tapi karena faktor teknis setelah berkoordinasi dengan Bupati kami memutuskan tak menaikkan retribusi,” ujar Kwintarto.

Nilai Pemkab Tak Konsisten

Sementara itu, Ketua Komisi B DPRD Bantul yang membidangi pariwisata, Wildan Nafis menilai Pemkab tidak konsisten dengan kebijakannya. Padahal usulan kenaikan retribusi sudah diputuskan bersama antara Dewan dan Pemkab Bantul. “Kenapa tidak dari dulu disampaikan. Jangan sekarang sudah diputuskan tidak berani menaikkan retribusi,” ucap Wildan.

Menurutnya, tarif retribusi wisata pansela Rp15.000 masih murah karena wisatawan bisa menikmati beberapa pantai untuk sekali retribusi. Terkait dengan adanya dampak kenaikan BBM, politikus Partai Amanat Nasional (PAN) ini berujar dampaknya hanya sementara, setelah beberapa waktu ke depan akan normal kembali.

Pihaknya justru mednorong Dinas Pariwisata menyajikan berbagai atraksi wisata dan promosi wisata untuk menggaet wisatawan berkunjung ke Bantul baik wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara. Komisi B selaku mitra Dinas pariwisata akan mendukung baik dalam penganggaran maupun kebijakan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan.

Ia juga meminta Dinas Pariwisata tidak pesimistis dengan perolehan PAD. “Jangan pesismis dulu, ini baru awal September masih ada waktu empat bulan ke depan. Yang harus dilakukan adalah kerja dioptimalkan, penarikan retribusi dioptimalkan untuk meminimalisir kebocoran,” tandas Wildan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Pemerintah Segera Menyusun Data Tunggal Kemiskinan

News
| Jum'at, 22 November 2024, 23:07 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement