Advertisement
Jatah Dropping Air di Gunungkidul Masih Sisa Ribuan Tangki

Advertisement
Harianjogja.com, Gunungkidul – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul memperkirakan alokasi bantuan air bersih di masyarakat tidak akan terserap 100%. Hingga sekarang sekarang kuota dropping air bersih masih sekitar 1.032 tangki.
Kepala BPBD Gunungkidul, Purwono mengatakan, diprediksi awal musim hujan akan turun lebih cepat karena adanya fenomena kemarau basah.
Advertisement
Tanda-tanda ini sudah terlihat karena di sejumlah wilayah mulai diguyur hujan. “Memang musim hujan di Gunungkidul baru mulai Oktober, tetapi sekarang sudah mulai ada tanda-tanda perubahan musim,” kata Purwono kepada wartawan, Kamis (15/9/2022).
BACA JUGA: Bakar Sampah di Ladang, Lansia di Semin Gunungkidul Ikut Terbakar Hingga Tewas
Prediksi hujan yang turun lebih cepat akan berpengaruh terhadap penyaluran air bersih kepada masyarakat yang mengalami krisis. Di musim kemarau tahun ini, BPBD mengalokasikan bantuan air bersih sebanyak 1.400 tangki.
Meski demikian, sambung Purwono, kuota dropping air yang ada masih tersisa banyak karena penyaluran hingga pertengahan September baru sebanyak 368 tangki.
“Masih ada kuota sebanyak 1.032 tangki yang belum didistribusikan ke warga. Kemungkinan penyaluran juga tidak sebanyak dengan tahun-tahun sebelumnya,” kata mantan Panewu Purwosari ini.
Dia menjelaskan, hingga sekarang ada enam kapanewon yang mengajukan bantuan air bersih. Adapun lokasi penyaluran dilaksankaan di Kapanewon Purwosari; Panggang; Paliyan; Rongkop, Saptosari dan Nglipar. “Untuk yang lain belum mengajukan,” katanya.
Menurutnya, pelaksanaan dropping air bersih tetap mengedepankan asas efisiensi dan efektivitas. Apalagi merujuk pada prakiraan cuaca Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), puncak kemarau sudah terlewati di Juli lalu. “Yang jelas harus ada surat permintaan resmi. Sebelum droping, kami juga harus melakukan verifikasi terlebih dahulu,” katanya.
Purwono memastikan pada saat ada sisa anggaran untuk droping, maka akan dikembalikan ke kas daerah. “Kalau tidak terserap semua maka dikembalikan ke Pemkab,” katanya.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Gunungkidul, Irawat Jatmiko mengatakan, upaya pemenuhan layanan air bersih ke masyarakat terus dilakukan.
Menurut dia, pelaksanaan pengedropan air hanya bersifat sementara serta bukan solusi jangka panjang untuk mengatasi krisis air bersih. “Droping sangat situasional dan hanya sementara,” katanya.
Irawan mengakui, untuk perluasan layanan air bersih melaksanakan sejumlah program berkaitan dengan program pamsimas, spamdes hingga peruasan jaringan instalasi di PDAM. “Program terus dijalankan dengan harapan akses air bersih ke masyarakat jadi semakin mudah,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Amerika Serikat Keluarkan Peringatan Perjalanan untuk Warganya ke Indonesia, Hati-Hati Terorisme dan Bencana Alam
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal KRL Jogja Solo Terbaru Hari Ini, Minggu 11 Mei 2025, Berangkat dari Stasiun Tugu hingga Palur
- Jadwal Terbaru KRL Solo Jogja Hari Ini, Minggu 11 Mei 2025, Berangkat dari Stasiun Palur hingga Lempuyangan
- Jangan Sampai Telat, Jadwal SIM Ditlantas Polda DIY Selama Mei 2025
- Jadwal Prameks Jogja-Kutoarjo Terbaru Hari Ini, Minggu 11 Mei 2025, Naik dari Stasiun Tugu hingga Kutoarjo
- Jadwal dan Lokasi SIM Keliling di Sleman Selama Mei 2025
Advertisement