Beri Kuliah di UGM, Dubes Norwegia Soroti Penggundulan Hutan
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA--Dubes Norwegia menyoroti penggundulan hutan yang terjadi di Indonesia. Akan tetapi dengan adanya kampanye melawan perubahan iklim deforestasi di 2021 di Indonesia merupakan terendah selama 20 tahun terakhir.
Dubes Norwegia Rut Kruger Giverin mengungkapkan kebanggaannya dapat bergabung dengan Indonesia memperkuat perjuangan melawan perubahan iklim. Satu dekade lalu, Indonesia memiliki tingkat deforestasi atau penggundulan hutan tertinggi di dunia. Akan tetapi seiring dengan komitmen pemimpin global dalam mengurangi deforestasi kini perlahan mulai menurun
Advertisement
"Angka tahun lalu menunjukkan deforestasi terendah dalam 20 tahun. Itu dianggap sukses di seluruh dunia. Dan sesuatu yang Indonesia harus menerima pengakuan internasional," katanya saat memberikan kuliah umum Europe Energy Crisis, Global Climate Commitment Challenge di Fisipol UGM, Selasa (27/9/2022).
Ia menegaskan negaranya sangat mendukung upaya Indonesia untuk melestarikan hutannya. Hutan hujan terbesar ketiga di dunia ada di Indonesia serta beberapa wilayah lahan gambut dan bakau terbesar di dunia. Hutan, lahan gambut dan bakau menyimpan sejumlah besar karbon. Hal ini sangat penting tidak hanya bagi Indonesia tetapi juga bagi iklim global dan keanekaragaman hayati.
Baca juga: Batas Nominal Pungutan di SMA/SMK Bakal Diatur lewat Pergub
Pada saat yang sama, secara historis perubahan penggunaan lahan, yang mencakup deforestasi dan kebakaran hutan, telah menyumbang sebagian besar emisi gas rumah kaca di Indonesia. Oleh karena itu, penting untuk mengurangi deforestasi secara signifikan. "Ini bukan hanya pencapaian penting untuk target iklim Indonesia tetapi juga sangat penting bagi kemampuan kolektif dunia untuk mencapai tujuan global. Norwegia telah lama menjadi mitra Indonesia dalam mendukung pekerjaannya di bidang hutan
Ia menambahkan Norwegia mendukung sejumlah inisiatif di Indonesia untuk merehabilitasi bakau dan mencegah sampah laut. Potensi kerja sama dalam pengembangan energi terbarukan lepas pantai juga cukup besar, dengan perusahaan Norwegia secara aktif menjajaki peluang di pasar Indonesia.
Di sektor energi, Norwegia telah mengalokasikan 10 miliar Krona untuk dana iklim yang akan dikelola oleh dana milik negara kami untuk negara-negara berkembang. Pengelola dana ini, bersama beberapa perusahaan swasta Norwegia, sangat ingin berinvestasi dalam energi terbarukan di Indonesia.
"Namun, kerangka peraturan energi di Indonesia saat ini tidak mendukung energi terbarukan, sehingga sangat menantang bagi investor asing untuk mengidentifikasi proyek energi terbarukan yang layak secara komersial di Indonesia," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
BPJS Ketenagakerjaan Tingkatkan Sinergi PLKK untuk Pelayanan Kecelakaan Kerja yang Lebih Cepat
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Pemkab Bantul Kembali Bagikan 250 Pompa Air Berbahan Bakar Gas ke Petani
- KPH Yudanegara Minta Paguyuban Dukuh Bantul Menjaga Netralitas di Pilkada 2024
- Mendorong Pilkada yang Inklusif dan Ramah Difabel
- Terbukti Langgar Netralitas, Seorang ASN di Bantul Dilaporkan ke BKN
- KPU Sleman Targetkan Distribusi Logistik Pilkada Selesai dalam 2 Hari
Advertisement
Advertisement